Negara MERDEKA atau negara MEREKA...?
SumatraLink.id -- Makin kesini makin kesana negeri ini berlayar. Cita-cita pejuang yang berkeringat dan berdarah-darah memerdekakan Tanah Air tercinta hampir satu abad ini malah cenderung bergeser dari kiblatnya. Dimanakah negara ini akan berlabuh?
Rakyat semakin vulgar menonton perilaku elite politik, pejabat, perwira, dan pengusaha yang tak lagi mengenal moral dan etika. Mereka haus, mereka lapar. Meski mereka sudah kenyang menumpuk hasil bumi, tapi busung mereka masih keroncongan.
Dalam benaknya, mereka terus mencari asupan “gizi” melimpah ruah dari kekayaan dan kesuburan alam Tanah Air. Tak hanya mencangkul sawah seperti petani, mereka mengebor dan mengeksplorasi kandungan bawah tanah dan bawah laut negeri ini seenak perut mereka.
Kasus demi kasus menyeruak di depan mata. Korupsi triliyunan rupiah tak setimpal dengan sanksi hukumnya. Pembunuh ‘berseragam’ seenaknya menghilangnya nyawa rakyat pencari nafkah. Penguasa jalan bertameng mobil pejabat berkelebat dengan pengguna jalan raya yang membayar pajak.
Setelah tanah rakyat dicaplok tanpa hak, laut pun dipagari. Para pencari nafkah di laut harus minggir. Mereka dianggap bukan pemilik laut. Mereka hanya meminjam laut dari sejak nenek moyang mereka untuk mencari ikan.
Pulau-pulau kecil di samudra negeri ini sebagian besar telah dikuasai pemodal asing dan aseng. Mending kalau pemodal pribumi ber-KTP nasional. Tapi, lacurnya pemodal besar yang menguasai matra laut dan konsesi tambang milik asing dan aseng berkedok KTP pribumi 'berselingkuh' dengan elite.
Pertanyaannya wahai penguasa negeri. Negara merdeka atau negara mereka? (Mursalin Yasland)