Home > Kabar

Negara Ethiopia, Tak Seburuk yang Dibayangkan Orang

Dari 2008 hingga 2017, pertumbuhan ekonominya mencapai 10 persen.
Bandara Addis Ababa, Ethiopia. (Foto: Mursalin Yasland)
Bandara Addis Ababa, Ethiopia. (Foto: Mursalin Yasland)

SumatraLink.id -- Ingat Ethiopia, ingat lagu Iwan Fals. Musisi asal jalanan ini memang (dulu) sangat bersahabat dengan kondisi alam dan sosial. Negara Ethiopia (masih) laparkah? Stigma ini masih menggema di benak orang, terutama generasi masa lalu.

“Aku dengar jeritmu dari sini, aku dengar...

Aku dengan tangismu dari sini, aku dengar...

Namun, aku hanya bisa mendengar, aku hanya bisa sedih

Hitam kulitmu, sehitam nasibmu kawan....”

Kekeringan, kelaparan, dan kematian menghiasi berita radio dan televisi di Indonesia setiap hari. Aku dengar, dan aku hanya menonton rintihan bayi, anak-anak, dan orang tua kurus kering. Tulang belulang hanya berbalut kulit setipis ari. Mereka semua menjemput ajal.

Kami hanya bisa berdoa, kami hanya bisa berharap kepada Dzat Penguasa Alam. Ethiopia, negeri dan bangsamu dilanda kemarau berkepanjangan. Tak kuasa membantu apalagi menyantuni. Organisasi filantropi belum muncul, dompet-dompet dhuafa juga masih awam.

“Waktu kita asik makan, waktu kita asik minum

Mereka haus, mereka lapar. Mereka lapar, mereka lapar....”

Syair dalam lagu Ethiopia Iwan Fals ini aku dengar 37 tahun lalu. Hari ini, aku menjejakkan kaki di bumi Ethiopia, belahan Benua Afrika. Saat lagu dirilis tahun 1986, kondisimu sangat jauh berbeda dengan hari ini.

× Image