Home > Risalah

Umar: Aku Mau Bunuh (Nabi) Muhammad!

Kemarahan Umar meledak tatkala adiknya masuk Islam.
Kubah warna hijau Masjid Nabawi, di bawahnya terdapat makam Nabi Muhammad SAW. (Foto: Mursalin Yasland)
Kubah warna hijau Masjid Nabawi, di bawahnya terdapat makam Nabi Muhammad SAW. (Foto: Mursalin Yasland)

SumatraLink.id -- Teriakan Umar bin Khotob (sebelum masuk Islam) ini menggetarkan umat saat itu. Lelaki jago gulat di Pasar Ukadz itu menghunuskan pedangnya ketika disapa Nu'aim bin Abdullah, seorang kaum Quraisy, penduduk Makkah, saat berpapasan di jalan, 14 abad yang lalu.

Umar, tokoh Quraisy terkenal garang dan temperamental di kalangan penduduk Makkah. Siapa pun yang berseberangan dengan Umar atau tak mematuhinya, ia tak segan-segan memenggal leher lawannya.

Sesaat, Nu'aim mengalihkan omongan, tatkala memandang muka Umar memerah bak kesetanan, yang seakan mau menebas lehernya. Nu’aim membocorkan informasi kepada Umar, bahwa adik kandungnya Fathimah binti Khothob bersama suaminya Said bin Zaid telah masuk Islam.

Mendengar itu, kemarahan Umar semakin meledak. Umar berbelok arah dari tempat Nabi menuju rumah Fathimah, adiknya. Kedatangan Umar membuat keluarga Said bin Zaid khawatir ada “perang keluarga”. Fathimah menyelipkan lembaran Alquran di bajunya. Tak pandang bulu, Said ditampar, Fathimah pun dilempar.

Umar ingin merebut lembaran Alquran, tapi dicegah Fathimah. Fathimah terkapar di lantai. Tetap tegar, Fathimah berkata, "Wahai musuh Tuhan, silahkan membantaiku karena keyakinanku kepada Allah Yang Maha Esa! Teruskan perbuatanmu itu, aku akan tetap pada keyakinanku dan mengangkat saksi bahwa Tiada Tuhan Selain Allah dan Muhammad adalah Rasulullah."

Ucapan adiknya menghujam lubuk sanubari Umar. Dia yang tadinya ganas dan beringas, sedikit demi sedikit luluh dan terhenyak. Darahnya yang mendidih, jatuh ke titik nadir. Hatinya menolak kebohongan dan keangkuhan. Jiwanya bagai disiram air kemuliaan.

Hati Umar terenyuh dan terharu, setelah membaca lembaran Alquran Surat Thaha. Kalam ilahi yang tak pernah ia dengar dan baca selama ini. Umar berdiri dan bergegas menuju rumah Arqom, sahabat Nabi. Rumah tersebut masa-masa awal berdakwah secara sembunyi-sembunyi.

Niat mau membunuh Muhammad, lantas berbalik 180 derajat. Umar berikrar masuk Islam langsung di hadapan Nabi Muhammad SAW pembawa risalah Allah. "Allahu Akbar..." Gema takbir menggelegar di rumah Arqom. Kabar kesaksian Islamnya Umar pun menghebohkan egenap penduduk Makkah.

Padahal, sebelumnya, penduduk Makkah menyindir, "Umar tak bakalan masuk Islam hingga keledai si Khothob itu masuk Islam terlebih dahulu." Ada lagi orang mengatakan, "Bukankah kami tak mampu sholat di Ka'bah kecuali setelah Islamnya Umar."

Allah SWT mengabulkan doa Nabi Muhammad SAW. Dalam HR At-Tirmidzi, Nabi berdoa, "Ya Allah, kokohkanlah Islam ini dengan salah seorang dari dua orang (dua Umar) yang paling Engkau cintai, Umar bin Al-Khothob atau Abu Jahal (Amr bin Hisyam)." Tapi, Allah SWT memilih sosok Umar bin Khathob.

Kedua tokoh Quraisy itu sangat dikenal dan ditakuti penduduk Makkah. Terlebih Umar, sosok jagoan zaman itu tak ada tandingan. Siapa yang berselisih dengannya, taruhannya kepala dipenggal. Jangankan manusia, setan atau iblis pun menjauh terbirit-birit bila Umar akan lewat atau datang.

Nabi tidak melawan pedang Umar dengan pedang (kekerasan) juga. Nabi hanya berdoa, sebagai senjata pamungkasnya. Umar bersyahadat pada Dzulhijjah tahun ke-6 dari kenabian, setelah tiga hari dari paman Nabi SAW Hamzah bin Abdul Mutholib masuk Islam. Nabi mengetahui dua sosok Umar tersebut, getol melawan dakwahnya.

Umar, sahabat kedua Nabi Muhammad ini, menjadi pembela dakwah Nabi terdepan. Dia juga yang pada akhirnya membebaskan rakyat dari cengkeraman imperium terbesar dan terkuat yang bercokol di muka bumi selama ratusan tahun; Romawi dan Persia.

Wajar saja kalau penulis Amerika Michael H. Hart dalam bukunya "The 100, a Rangking of the Most Influential Person in History" (100 Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah) tahun 1978 menempatkan Nabi Muhammad SAW pada urutan pertama dari 100 tokoh dunia berpengaruh.

Bahkan dalam 10 besar dari 100 tokoh dunia tersebut, diantaranya Isaac Newton, Nabi Isa, Buddha, dan Khong Hu-Cu, St Pau, Ts'ai Lun, Johann Gutenberg, Christopher Columbus, dan Albert Einstein. Sedangkan Nabi Isa as masuk rangking ketiga, Michael H Hart punya alasan tersendiri.

"Jatuhnya pilihan saya kepada Nabi Muhammad dalam urutan pertama daftar 100 Tokoh yang berpengaruh di dunia, mungkin mengejutkan sementara pembaca dan mungkin jadi tanda tanya sebagian yang lain. Tapi, saya berpegang pada keyakinan saya, dialah Nabi Muhammad satu-satunya manusia dalam sejarah yang berhasil meraih sukses luar biasa baik ditilik dari ukuran agama maupun dari ruang lingkup duniawi.

"Berasal usul dari keluarga sederhana, Muhammad menegakkan dan menyebarkan salah satu dari agama terbesar di dunia, Agama Islam. Dan pada saat yang bersamaan tampil sebagai seorang pemimpin tangguh, tulen, dan efektif. Kini tiga belas abad sesudah wafatnya, pengaruhnya masih tetap kuat dan mendalam serta berakar," kata Michael Hart, mengawali ulasan bukunya tentang Nabi Muhammad 570 -632 M. Wallahu'alam bishawab. (Mursalin Yasland)

× Image