Home > Senggang

Mi Khodon, Kuliner Legendaris di Telukbetung Sejak 1960

Aroma kuah kaldunya sangat khas dan unik menambah selera makan.
Mi Khodon di Jl Ikan Bawal Telukbetung, Bandar Lampung. (Foto: SumatraLink/Mursalin Yasland)
Mi Khodon di Jl Ikan Bawal Telukbetung, Bandar Lampung. (Foto: SumatraLink/Mursalin Yasland)

SumatraLink.id -- Bagi yang hobi kuliner aneka mi tek tek jalanan, tentu tak melewatkan tempat jajan yang bernama Mi Khodon. Mi legendaris berlokasi di Telukbetung, Bandar Lampung ini sudah ada sejak tahun 1960. Saat ini, penerusnya sudah generasi ketiga (cucu).

Uniknya, Mi Khodon buka setiap hari dari siang sampai petang saja. Malam hari tutup. Bila Ramadhan, mi tek tek ini buka menjelang buka puasa hingga malam hari. Itu pun bergantung dengan stok, kalau cepat habis, cepat pula tutup.

Kuliner mi ini sudah turun temurun dari seorang kakek bernama Khodon, turun ke anaknya Manto, hingga cucu Khodon bernama Subarno. Khodon, kakek Subarno, awalnya berdagang mi tek tek berkeliling dengan cara memikul dagangan sejak tahun 1960-an.

Setelah beralih ke Manto, anak Khodon, dagangan mi tek tek bernama Mi Khodon ini menetap di sebuah kios Jl Ikan Bawal, Telukbetung, Bandar Lampung. Subarno menjadi generasi ketiga penerus usaha Mi Khodon sampai sekarang.

Nama Panggilan

Ketika Khodon berjualan mi tek tek, ibukota Provinsi Lampung masih terbagi dua yakni Telukbetung dan Tanjungkarang, pada zaman dulu. Di kawasan Telukbetung menjadi pusat keramaian warga, apalagi malam hari dibandingkan dengan di Tanjungkarang. Pasar Mambo di Telukbetung disebut pasar malam teramai kala itu. Beragam kuliner ada di Pasar Mambo.

Sedangkan Kota Tanjungkarang tidak seramai seperti sekarang ini setelah menyatu menjadi Kota Bandar Lampung, ibukota Provinsi Lampung. Saat ini, menjadi kebalikan, Telukbetung menjadi sepi, sedangkan Tanjungkarang menjadi ramai warga.

Kisah kakek Subarno menjual mi tek tek keliling ini membuat warga kawasan Telukbetung memanggilnya Mi Khodon. Lama kelamaan panggilan Mi Khodon menjadi trend dan sampai sekarang melekat di hati orang yang bermukim di Lampung.

Baca juga: Tekwan Palembang, Bukan Makanan Raja

Setelah berjualan keliling mi tek-tek, Manto, bapak Subarno menggantikan kakeknya yang telah meninggal pada tahun 1970-an. Waktu itu, Manto membuka usaha Mi Khodon tidak dengan berkeliling, tetapi sudah mangkal di pinggir Jalan Ikan Tenggiri.

× Image