Sekubal, Kuliner Khas Lampung yang Mulai Terasing
SumatraLink.id -- Zaman semakin berubah, jenis makanan pun semakin beragam. Aneka makanan tradisional suatu daerah (sebagian) mulai luput dan langka. Di berbagai lapak-lapak kuliner zaman milenial dan zaman generasi Z sudah jarang ditemukan kuliner tradisional khas suatu daerah tersebut.
Tak jarang para pengunjung atau pelancong dari luar daerah kesulitan mencari panganan atau kuliner yang menyajikan makanan tradisional khas daerah tersebut. Salah satunya makanan khas tradisionnal asal Lampung, Sekubal.
Biasa orang mudah menemukan panganan khas daerah saat musim Ramadhan tiba, khususnya pasar kaget (takjil) menjelang berbuka puasa. Bagi yang ingin suka atau sengaja ingin mencari sekubal di pasar takjil tersebut sudah sulit ditemukan.
Sekubal, salah satu makanan khas Lampung sudah mulai terasing di antara pajangan jajanan takjil selama Ramadhan berlangsung. Kalau bulan puasa saja jarang ada, apalagi pada hari-hari biasa. Hal ini juga disebabkan berkurangnya minat atau belum tahunya orang dengan kuliner tradisional khas daerah tersebut.
Lapak Takjil
Warga lokal saja sulit mendapatkan penjual Sekubal di pasar Kota Bandar Lampung, apalagi pengunjung atau wisatawan. Padahal, makanan berbahan ketan bercampur santan yang berbalut daun pisang tersebut sangat gurih bila disantap pada saat berbuka puasa atau hari raya Idul Fitri dan Idul Adha.
Baca juga: Benjak Enjak, Kue Tradisional Lampung yang Mulai Luput
Berdasarkan pengalaman, satu demi satu lapak Pasar Ramadhan di Bandar Lampung ditelusuri, tak terlihat penjual takjil menyajikan Sekubal. Pedagang tak menjual makanan khas karena peminatnya mulai surut, apalagi pada saat Ramadhan.
Ada seorang ibu yang menjual Sekubal di tengah menjamurnya panganan moderen. “Jarang yang cari makanan seperti ini. Sekubal ini titipan orang, dan juga hanya beberapa saja tidak banyak,” kata Weni, penjual Sekubal di Bandar Lampung, beberapa waktu lalu.