Nasi Minyak, Dulu Santapan Keluarga Sultan Palembang
SumatraLink.id – Wong Plembang menyebutnya nasi minyak, ada juga yang mengatakan nasi samin. Dua-duanya sama, yakni nasi yang diolah dengan minyak samin dicampur rempah-rempah khas hasil akulturasi budaya Melayu Palembang, Timur Tengah, dan India. Nasi minyak ini terkenal di Kota Palembang atau daerah-daerah di Sumatra Selatan (Sumsel) lainnya sejak zaman dulu.
Sudah jarang yang buat, sudah jarang pula yang menjualnya di pasar kuliner. Nasi minyak ini semakin langka. Hanya pada acara-acara tertentu dengan orang-orang tertentu pula yang menyediakan hidangan khusus nasi minyak dengan aneka lauk yang mengiringinya.
Acara-acara dimaksud diantaranya prosesi pernikahan, acara adat Palembang dan daerah di Sumsel, juga syukuran kelahiran anak, hari raya, dan acara keagamaan Islam lainnya. Itu pun tidak sembarang orang yang berniat atau mau menyediakan hidangan nasi minyak berikut aneka lauk pengiringnya pada acara-acara semisal.
Misalnya keluarga Zulkarnain. Warga Kota Bandar Lampung yang asal usulnya keturunan sesepuh orang Palembang di Seberang Ulu pinggiran Sungai Musi, sudah dua kali pesta pernikahan anaknya menyajikan nasi minyak.
“Kalau resepsi pernikahan anak kami, aku idak lupo pake nasi minyak. Walaupun bukan di Palembang,” kata Zulkarnain di Bandar Lampung, beberapa waktu lalu.
Menjelang acara pernikahan, ia mendatangkan langsung tukang masak nasi minyak khusus dari tempat kelahirannya Kota Palembang. Menurut dia, masak nasi minyak tidak bisa sembarang orang yang masak dan mengolah racikan bumbunya, karena beda orang berbeda rasa khas nasi minyak seperti zaman bingen (dulu) Palembang.
Penjualnya Tempat Tertentu
Bagi pengunjung atau wisatawan yang sengaja berkunjung ke Kota Palembang dan sekitarnya, sudah sangat sulit mencari atau ingin mencicipi nasi minyak khas Palembang. Hidangan nasi minyak beserta kerabat lauk pauknya biasa disantap keluarga Sultan Palembang jaman dulu.
Baca juga: Tekwan Palembang, Bukan Makanan Raja
Hanya tempat-tempat tertentu ada warga yang masih menjual nasi minyak atau nasi samin di Kota Palembang ini. Bila berkenan menyusuri Pasar Kuto di Kelurahan 8 Ilir, misalnya. Atau juga ada di Kawasan Suro atau Tangga Buntung, serta kampung seberang ulu. Kawasan tersebut memang masih banyak keturunan orang bingen Kota Palembang.