Home > Kisah

Bertanam Cabai Itu Misterius, Ini Kisah Petani di Lampung

Kamso berani menanam cabai di musim kemarau dan memanen rezeki di musim hujan.
Para petani memanen cabai merah di lahan milik Kamso. (Foto: SumatraLink.id/Mursalin Yasland)
Para petani memanen cabai merah di lahan milik Kamso. (Foto: SumatraLink.id/Mursalin Yasland)

SumatraLink.id -- Harga cabai (khususnya cabai merah) terus berfluktuatif, kadang murah kadang mahal. Gejolak harga tersebut dipengaruhi kondisi pasar. Pasokan cabai dari petani berkurang sedangkan permintaan konsumen tinggi harga melonjak, begitu juga sebaliknya.

Tradisi petani di nusantara biasanya menjelang atau saat masuk musim hujan, baru bergerak untuk mengolah lahan dan menanam. Sedangkan saat musim kemarau, banyak petani yang meninggalkan lahan-lahan mereka kosong melompong dan mengering tanpa diolah.

Tetapi tidak dengan Kamso (60 tahun). Petani cabai ini berani membalikkan pola tanam tradisi petani pada umumnya. Memang, tidak banyak yang mengikuti pola tanam Kamso, karena berisiko tidak pulang modal atau gagal sebelum panen. Ini menjadi tantangan Kamso meraih rezeki.

Sebagai petani cabai, Kamso sudah berpengalaman tanam menanam cabai di Lampung dan beberapada daerah di Indonesia. Pengalaman yang berpuluh tahun sebagai petani cabai membuatnya terus bereksperimen, untuk meraih peluang rezeki yang ekstra.

Untung dan rugi bertanam cabai dengan modal hingga ratusan juta rupiah, tak lagi menjadi persoalan baginya. “Bertanam cabai itu misterius, Mas,” kata Kamso saat ditemui SumatraLink.id (Republika Network) di Desa Sukananti, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung, beberapa waktu lalu.

Setelah pindah lahan ke sana dan ke sini, menginjak usia senja kala tersebut, Kamso bersama istri Suginem (56 tahun) menikmati hasil. Setelah berhasil mengolah lahan seluas tiga perempat hektare, lima pekerjanya memetik buah cabai merah segar dari sekira 12 ribu batang cabai telah tumbuh segar. Pemandangan indah ini ia nikmati dari pondok di kebunnya sehari-hari.

Baca juga: Air Sumur Suteng Menghidupi Warga Setengah Abad Lebih

Harga Fluktuatif

Berdasarkan pengalamannya, kisah bermula pada akhir tahun 2019 hingga pertengahan Januari 2020, harga cabai merah terus meroket di wilayah Lampung, dan daerah di Indonesia lainnya. Kamso mulai menikmati harga cabai yang sesuai dengan modalnya saat menanam cabai.

× Image