Menolak Komunis Masuk Kabinet, Hatta Mundur dari Wapres

SUMATRALINK.ID – Dwitunggal proklamator Sukarno – Hatta menjadi pilar utama dalam suksesnya proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945. Namun, duet tokoh tersebut dalam memimpin negara dan bangsa yang masih muda ini tak selamanya seiya dan sekata dalam setiap keputusannya.
Kedua tokoh bangsa ini memiliki kekhasan tersendiri dalam memimpin bangsa. Presiden Sukarno dikenal menggebu-gebu namun jelas dalam setiap sikap dan tindakannya, sedangkan Mohammad Hatta dikenal landai namun tegas dalam keputusannya.
Perbedaan pemikiran yang mencolok kedua tokoh bangsa ini selama memimpin negara yang dinilai masih muda, sangat dibutuhkan untuk saling melengkapi kekurangan pada diri masing-masing. Kontradiksi yang terjadi dalam menyikapi suatu permasalahan menjadi dialektika bangsa dengan satu tujuan yang sama.
Baca juga: Dituduh PKI, Eks Gubernur Sumsel Pernah Ditangkap CPM
Kebersamaan dwitunggal proklamator ini mengalami titik kulminasi, yang ujungnya ‘bercerai’. Pada akhir tahun 1956, Mohammad Hatta tidak setuju atas niat Presiden Sukarno untuk memasukkan unsur komunis dalam kabinet yang dibentuknya.
Menurut Ny HSSA Rachim atau Ibu Hatari, mertua Mohammad Hatta atau ibu dari istrinya, perpisahan dwitunggal Sukarno – Hatta terajdi pada akhir taun 1956. Hatta menyatakan niat tidak setujunya diceritakan kepada Yuke (Rahmi, anak Ny HSSA Rachim).
“Anak saya mengatakan begini, ‘Buat saya, apa yang menjadi keputusan Kak Hatta, akan saya turuti. Apa yang telah menjadi keputusan Kak Hatta, pasti adalah keputusan yang baik,’” kata Ny HSSA Rachim dinukil dari Buku Bung Hatta, Pribadinya dalam Kenangan, 1980.
Ia mengatakan, apa yang menjadi keputusan Hatta, menjadi keputusan Rahmi juga, dan menjadi keputusan kaum keluarga yang lainnya.
“Dalam hal ini, kami selalu bersifat kompak. Maka terjadilah peletakan jabatan Bung Hatta sebagai wakil presiden Republik Indonesia sejak 1 Desember 1956,” kata Ny HSSA Rachim.
Setelah menyatakan Mohammad Hatta mundur dari jabatan wakil presiden, seluruh kelurganya pindah dari Jalan Medan Merdeka Selatan Nomor 13. Bung Hatta dan istrinya bertempat tinggal di Jalan Diponogoro 57 yang selama ini ditempat keluarganya.