Home > Kabar

Panen Duku di Sumsel, Harganya Tak Semanis Buahnya

Kalau memetik di pohon harganya Rp 500 per kg, kalau sudah diturunkan hanya Rp 1.000 per kg.
Salah satu kebun duku di Kayuagung, Ogan Komering Ilir, Sumatra Selatan. (Foto: SumatraLink.id/Mursalin Yasland)
Salah satu kebun duku di Kayuagung, Ogan Komering Ilir, Sumatra Selatan. (Foto: SumatraLink.id/Mursalin Yasland)

SumatraLink.id, Palembang – Pucuk dicinta ulam pun tiba, ternyata tak berlaku bagi petani buah duku di Sumatra Selatan (Sumsel), khususnya di Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI). Setelah gagal panen dua tahun terakhir, ketika panen tahun ini, harga buah duku langsung anjlok drastis.

Awal (45 tahun), petani di Desa Banding Anyar, Kayuagung, OKI, Sumsel, membiarkan buah duku matang di pohonnya. Panen buah duku yang diidam-idamkan selama dua tahun terakhir, tidak sebanding dengan harga jual di pasaran.

“Kalau ‘metik’ di pohon harganya Rp 500 sekilo (per kg), kalau sudah dipetik Rp 1.000 sekilo,” kata Awal saat ditemui SumatraLink.id (REPUBLIKA NETWORK), Rabu (10/4/2024).

Pengumpul tidak sanggup membeli duku petani di atas harga pasaran tersebut, karena harga jual berikutnya saat dilempar ke penampung besar harganya sudah anjlok.

Buah duku milik Awal beberapa pohon di kebunnya dibiarkan begitu saja. Bagi warga yang ingin mengambil untuk makan ia tidak menolaknya. Biasanya, bila panen duku, harga stabil terpaksa dijaga agar tidak ada pencuri.

“Siapa yang mau ambil silahkan, tidak masalah daripada busuk di batang,” kata Awal.

Heri (32 tahun), petani lainnya juga merasakan panen duku di kebunnya tahun ini tidak menguntungkan keluarganya. Menurut dia, buah duku ini berbeda dengan buah-buahan lainnya, yang dapat bertahan lama dan juga dapat diolah kembali.

“Buah duku ini dijual sebagai buah tidak bisa dibuat apa-apa lagi seperti nanas atau buah-buahan lainnya,” kata Heri.

× Image