Home > Kabar

Kuliner Lampung Festival 2024 Sajikan Makanan Khas Daerah

Saat ini, sangat jarang sekali ada yang memesan kuliner tradisional melalui aplikasi daring, apalagi pemesannya dari kalangan generasi milenial dan generasi z.
Makanan khas daerah. (Foto Ilustrasi: Republika.co.id/Prayogi)
Makanan khas daerah. (Foto Ilustrasi: Republika.co.id/Prayogi)

SumatraLink.id, Lampung -- Pemeritah Provinsi (Pemprov) Lampung menggelar Kuliner Lampung Festival (KLF) 2024 di Griya Taman Parkir, Enggal, Kota Bandar Lampung, sejak 26 April sampai 5 Mei 2024. KLF ini menghadirkan kuliner khas asal Lampung untuk diperkenalkan kepada masyarakat.

Kehadiran KLF 2024 dapat memanjakan warga untuk menikmati sajian kuliner khas nusantara terutama dari Lampung yang jarang ada di pasaran. Ajang ini dapat memacu pelaku usaha rumahan lokal untuk berpartisipasi dalam menampilkan kuliner khas nusantara.

Warga berharap KLF ini dapat berkelanjutan karena dapat melestarikan kuliner nusantara khususnya asal Lampung kepada generasi selanjutnya.

“Saya harap kegiatan ini berkesinambungan di masa-masa mendatang. Karena tidak banyak generasi milenial dan generasi Z mengetahui kuliner lokal,” kata Herlin (57 tahun), warga Bandar Lampung, Kamis (2/5/2024).

Menurut dia, beberapa tamu di luar Lampung kesulitan mencari kuliner khas Lampung yang dijual di pasar. Sedangkan lokasi khusus pedagang yang menjual kuliner lokal memang tidak ada.

“Kalau ditanya tamu atau keluarga dari luar Lampung mau cari makanan khas Lampung agak kesulitan mencarinya,” kata ibu dua anak tersebut.

Ia berharap Pemprov Lampung dan Pemkot Bandar Lampung rutin menggelar kuliner khas Lampung agar sajian kuliner lokal ini semakin diminati generasi selanjutnya, tidak berhenti kepada generasi tua atau generasi masa lalu.

Wati (56 tahun), salah seorang pedagang kuliner khas asal Lampung mengaku kesulitan mencari tempat berdagang khusus makanan lokal. Ia terpaksa menggelar dagangan kuliner Lampung jenis sekubal di pinggir Jalan Sultan Agung Bandar Lampung, setiap hari.

“Di Bandar Lampung memang tidak ada tempat khusus jualan makanan khas daerah. Jadi, banyak pedagang terpisah-pisah menggelarnya, sehingga pembeli kesulitan mencarinya,” kata Wati

Menurut dia, pemerintah daerah harusnya mendukung pelaku industri rumahan kuliner tradisional untuk tetap eksis tampil di pasaran ditengah gempuran makanan siap saja dan instan beragam jenis.

Saat ini, ujar dia, sangat jarang sekali ada yang memesan kuliner tradisional melalui aplikasi daring, apalagi pemesannya dari kalangan generasi milenial.

“Rasanya belum ada yang pesan makanan tradisional,” katanya. (Emye)

Editor: Mursalin Yasland

× Image