Home > Kisah

Tahun Terakhir Kaum Musyrikin Berhaji dan Tawaf Telanjang

Nabi SAW mengutus Abu Bakar ash-Shiddiq memimpin rombongan haji pada tahun kesembilan hijriah.
Padang Arafah, Saudi Arabia. (Foto: SumatraLink.id/Mursalin Yasland)
Padang Arafah, Saudi Arabia. (Foto: SumatraLink.id/Mursalin Yasland)

SumatraLink.id – Memasuki bulan Dzulqo’dah hingga Dzulhijjah 1445/2024 berbagai kaum muslimin di seluruh dunia mulai berangkat ke Tanah Suci Makkah dan Madinah, Saudi Arabia untuk melaksanakan ibadah haji. Jutaan umat Islam dari penjuru dunia, berkorban jiwa dan harta untuk memenuhi panggilan Allah Subhanahuwata’ala (SWT).

Dahulu, ritual ibadah haji dan tawaf mengelilingi Kakbah di Masjidil Haram juga pernah dilakukan kaum musyrikin Makkah. Kapan berakhirnya kaum musyrikin melaksanakan haji dan tawaf (waktu itu dengan telanjang)? Bagaimana kisahnya pelarangan kaum penyembah berhala bertawaf di Kakbah?

Menurut Syaikh Shafiyyur Rahman al-Mubarakfury dalam bukunya ar-Rahiq al-Maktum Bahtsun fi as-Sirah an-Nabawiyah, 1998, (Sirah Nabawiyah), Nabi Muhammad Sholallahu’alaihi wassalam (SAW) mengutus sahabatnya Abu Bakar ash-Shiddiq rodhiyallahu’anhu (RA) menjadi Amirul Haj, untuk memimpin pelaksanaan manasik haji bagi kaum muslimin.

Saat itu, turun permulaan ayat Surah Bara’ah (at-Taubah), yang isinya menggugurkan perjanjian antara Nabi SAW dengan orang-orang musyrik Makkah. Menurut Tafsir Ibnu Katsir, awal Surah At-Taubah ini turun kepada Rasulullah SAW ketika kembali dari Perang Tabuk, setelah melaksanakan ibadah haji.

Orang musyrik turu hadir pada setiap musim haji kala itu seperti kebiasaannya. Tapi, Rasulullah SAW tidak suka berbaur denga orang musyrik itu, karena kebiasaan mereka tawaf mengelilingi Kakbah dengan bertelanjang (tanpa pakaian sama sekali). Untuk itu, Nabi SAW mengutus Abu Bakar untuk memimpin rombongan haji tahun itu, agar tidak melakukan kebiasaan seperti itulah musim haji tahun depan.

Baca juga: Al Fatih Acungkan Belati Marah dengan Gurunya, Apa yang Terjadi?

“(Inilah pernyataan) pemutusan hubungan dari Allah dan Rasul-Nya (yang dihadapkan) kepada orang musyrikin yang kamu (kaum muslimin) telah mengadakan perjanjian (dengan mereka),” (QS. Surah at-Taubah: 1).

Setelah Abu Bakar, Nabi SAW juga mengutus Ali bin Abi Thalib RA dari keluarganya untuk mewakili Nabi SAW untuk menghadirkan perjanjian tersebut. Pada Tafsir Ibnu Katsir, Rasul SAW mengutus Ali bin Abi Thalib ini menurut Abu Ma’syar al-Madani berkata, Muhammad bin Ka’ab al-Qurazhi bercerita, Rasulullah SAW mengutus Abu Bakar pada tahun kesembilan hijriah dan mengutus Ali bin Abi Thalib dengan membawa 30 atau 40 ayat dari Surah Baraah yang pada intinya tidak membolehkan lagi kaum musyrikin berhaji dan tawaf telanjang.

× Image