Home > Kabar

Pembeli Sepi, Toko Buku Pasar Bawah dan Tengah Masih Bertahan

Stok buku fisik pelajaran sekolah dan kuliah masih menumpuk banyak dan tersimpan di rak kios.
Sebuah toko buku di Kwitang, Jakarta. (Foto: Republika/Thody Badai)
Sebuah toko buku di Kwitang, Jakarta. (Foto: Republika/Thody Badai)

SumatraLink.id, Lampung – Era internet dan media sosial telah merubah cara belajar anak sekolah dan anak kuliahan. Dampaknya, penjual buku baru maupun buku bekas di Pasar Bawah dan Pasar Tengah, Kota Bandar Lampung, menanggung kerugian karena sepi pembeli buku. Meski demikian, beberapa toko buku fisik masih tetap bertahan walaupun kembung-kempis usahanya.

Biasanya menjelang tahun ajaran baru bagi anak SD, SMP, SMA/SMK, banyak orang tua mengajak anaknya membeli buku pelajaran yang baru atau bekas (masih layak pakai). Hal sama juga bagi anak kuliahan mencari-cari buku materi perkuliahan yang terkait.

“Sejak mudahnya mencari bahan pelajaran di HP dan laptop, anak sekolah jarang beli buku apalagi yang sudah kuliah. Semua mereka dapatkan di internet,” kata Idin, penjual buku di Pasar Bawah, Bandar Lampung Plaza, Kota Bandar Lampung, beberapa waktu lalu.

Menurut dia, pengaruh internet faktor utama berkurangnya minat beli buku anak sekolah dan anak kuliahan. Berbeda dengan tahun-tahun sebelum Covid-19, masih banyak orangtua mengajak anaknya berbelanja membeli buku-buku kebutuhan sekolah.

Dia mengatakan, stok buku pelajaran SD berbagai kurikulum sudah tersedia sejak sebelum Covid-19 hingga empat tahun setelah Covid-19. Tapi, karena sepi pembeli, buku-buku yang dipasok dari Jakarta masih tersedia banyak belum berkurang.

Menurut dia, hanya satu-dua orang yang datang ke tokonya mencari buku pelajaran sekolah dan kuliah. Itu pun, mereka menanyakan terkait dengan tugas pelajaran atau tugas kuliah. “Kalau sengaja beli buku pelajaran sudah jarang sekali,” ujar Idin yang sebelumnya memiliki empat kios, berkurang menjadi dua kios saja.

Herwan, pemilik toko buku di Pasar Bawah lainnya juga menjajakan buku-buku pelajaran sekolah dan kuliahan. Ia menyetok buku langsung dari penerbit di Jakarta dan Kota-kota di Pulau Jawa. Ia juga tidak mengambil untuk banyak sekira 10 sampai 15 persen saja.

Biasanya, pengunjung tokonya mencari buku kuliahan yang bersifat kejuruan seperti keperawatan, teknik, dan iptek. Tapi, sekarang ini sudah sepi dan jarang sekali.

“Biasanya pengunjung yang datang anak kuliahan seperti perawat dan mahasiswa teknik,” ujar pemilik toko buku bernama Erlangga.

× Image