Ini Cara Khalifah Umar Memilih Pemimpin Penggantinya
SumatraLink.id (REPUBLIKA NETWORK) – Di ujung hidupnya, dalam kondisi sakit parah, ketika Ummul Mukminin Hafshah mendekati bapaknya dan menangis di dalam kamar, beberapa sahabatnya meminta Khalifah Umar bin Khotob Rodhiyallahuanhu (RA) memberikan wasiat kepadanya terkait kelanjutan kekhalifahannya.
“Sampaikan wasiat wahai Amirul Mukminin. Carikan pengganti Anda?” kata salah seorang sahabatnya, seperti dikutip Abul Fida’ Abdurraqib Al-Ibu dalam bukunya Kisah Karomah Para Wali Allah (2010).
Tak berapa lama, pertanyaan itu langsung dijawab Umar. Ia menyebutkan ada enam nama yang akan menggantikannya sebagai khalifah ketiga, setelah Abubakar Ash-Shidiq, Umar bin Khotob dan seterusnya. Enam orang tersebut yakni Ali bin Abi Tholib, Utsman bin Affan, Az-Zubair bin Al-Awwam, Thalhah bin Ubaidillah, Sa’id bin Zaid, dan Abdurrahman bin Auf.
Keenam orang yang disebutkan Umar bin Khotob tersebut dari kalangan kaum muhajirin dan anshar. Justru Umar tidak memasukkan nama anaknya Abdullah bin Umar sebagai penggantinya sebagai khalifah.
Umar mengatakan, Abdullah bin Umar akan menjadi saksi kepada kalian. Akan tetapi, kata Umar, ia tidak mempunyai wewenang dan suara dalam urusan (kekhalifahan) ini.
“Apabila kalian sepakat memilih Sa’id, dialah yang akan menjadi khalifah? Jika tidak, mintalah bantuan kepadanya. Siapa saja dari kalian yang diangkat menjadi amir (pemimpin), aku tidak dapat memecatnya karena lemah, asal tidak karena berkhianat,” kata Umar.
Kepada calon penggantinya sebagai khalifah sepeninggalnya kemudian, Umar memberikan syarat-syarat yang harus dipenuhi sosok pemimpin umat selanjutnya.
Apa pesan Umar kepada calon pemimpin ke depan? Pertama, khalifah penggantinya agar berbuat baik kepada sahabat-sahabat Kaum Anshor, yakni orang-orang yang telah menepati Madinah dan telah beriman sebelum kedatangan Kaum Muhajirin.
Baca juga: Mencari Pemimpin Seperti Iyadh bin Ghanam yang Rela di Gergaji
Kedua, khalifah ke depan agar mau menerima orang-orang baik mereka dan memaafkan orang-orang jahat mereka. Ketiga, Umar berpesan khalifah nanti agar ia berbuat baik kepada penduduk kota karena sesungguhnya mereka adalah pembela Agama Islam, gudang harta, dan berhati keras terhadap musuh.
Selanjutnya keempat, pesan Umar agar harta itu jangan diambil melainkan yang tersisa harus dengan ridho mereka. Kelima, Amirul Mukminin berpesan agar ia berbuat baik kepada orang-orang Badui karena mereka adalah nenek moyang bangsa Arab dan perintis Islam, selain itu juga agar diambil dari recehan harta mereka lalu dikembalkan kepada orang-orang fakir.
Dan keenam, khalifah nanti agar ia menunaikan perjanjian dengan orang-orang yang mempunyai tanggungan kepada Allah SWT dan Rasul-Nya, yakni supaya mereka jangan diperangi dari belakang, dan agar mereka tidak dibebani kecuali menurut kemampuan mereka.