Home > Risalah

Manusia yang Sebaik-baiknya dan Manusia yang Mengolok-olok

Rasa simpati dan empati hendaknya didahulukan untuk menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain.
Profesi petugas mengepel pelataran jalur Sa'i Bukit Safa - Marwah, Masjidil Haram, Makkah. (Foto: SumatraLink.id/Mursalin Yasland)
Profesi petugas mengepel pelataran jalur Sa'i Bukit Safa - Marwah, Masjidil Haram, Makkah. (Foto: SumatraLink.id/Mursalin Yasland)

SumatraLink.id (REPUBLIKA NETWORK) – Sudah sunnatullah (ketentuan Allah Subhanahuwata’ala/SWT) kehadiran sesuatu makhluk bernyawa dan tidak di dunia ini diciptakan dengan berpasang-pasangan. Ada yang baik dan buruk, laki-laki dan perempuan, jantan dan betina, suami-istri, kaya dan miskin, malam dan siang, senang dan sempit, hitam dan putih, dan seterusnya.

Allah SWT telah mewahyukan kepada Nabi Muhammad Sholallahu’alaihi wassalam (SAW) terhadap penciptaan-Nya yang sangat sempurna di dunia ini. “Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat akan kebesaran Allah,” (QS. Adz-Dzaariyaat: 49).

Dalam tafsir Ibnu Katsir (Pustaka Imam Syafi’i/2012) menjelaskan, Allah SWT telah menghamparkan bumi ini begitu luas untuk semua makhluknya, dia Dia telah menciptakan segala sesuatu itu berpasang-pasangan; langit dan bumi, siang dan malam, matahari dan bulan, daratan dan lautan, terang dan gelap, iman dan kufur, hidup dan mati, sengsara dan bahagia, surga dan neraka, bahkan sampai hewan dan tumbuh-tumbuhan.

Tujuannya apa? Allah SWT mengatakan, supaya kamu mengingat akan kebesaran Allah SWT yang menciptakan sesuatu itu. Pencipta itu hanya satu, tiada sekutu bagi-Nya. Oleh karena itu, diperintahkan untuk kembali kepada-Nya, dan berlindung kepada-Nya, serta bersandarlah kepada-Nya dalam menangani semua urusan.

Dari pemaparan Al-Quran tersebut, tak sepantasnya bila kita sebagai makhluk sempurna yang diciptakan-Nya untuk saling mendzolimi, saling mencela, saling mengolok-olok, atau saling merendahkan sesama manusia. Bukankah dibalik kesempurnaan manusia ciptaan-Nya terdapat kekurangan dan kelemahan, yang seharusnya dapat saling melengkapi dan saling membantu terhadap pasangannya.

Baca juga: Kandungan Surat Al-Kahfi: Melindungi Fitnah Akhir Zaman

Dalam Al Quran Surah Al Hujurat ayat 11, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokkan kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokkan)....”

Bila kita telah berlebihan dalam hidup dengan saling mengolok-olok dan apalagi merendahkan derajat orang lain apapun pekerjaan dan profesinya, atau apapun kondisi hidupnya baik fisik maupun psikis, tentu saat itu posisi kita sudah bersikap sombong.

Apa itu orang yang sombong? Nabi Muhammad SAW yang diutus Allah SWT ke muka bumi ini untuk memperbaiki akhlak manusia, yang kala itu jahiliyyah menuju hidup dengan cahaya yang terang menderang. Rasul SAW menerangkan dalam hadist riwayat Muslim menyebutkan, “Kesombongan itu adalah menolak kebenaran dan merendahkan manusia.”

× Image