Home > Kabar

Jelang Nataru, Tiket KA Palembang - Lampung (PP) Habis Terjual

Warga berharap KA Bisnis dan Eksekutif Limeks Sriwijaya dibuka lagi.
Stasiun KA Tanjungkarang, Bandar Lampung. (Foto: SumatraLink.id/Mursalin Yasland)
Stasiun KA Tanjungkarang, Bandar Lampung. (Foto: SumatraLink.id/Mursalin Yasland)

SumatraLink.id (REPUBLIKA NETWORK) – Menjelang libur sekolah Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024 – 2025, tiket kereta api (KA) ekonomi Rajabasa I/II Palembang – Bandar Lampung habis terjual. Pemesan baru bisa mengakses tiket keberangkatan dari Stasiun Kertapati (Palembang) – Tanjungkarang (Bandar Lampung) dan sebaliknya pada 7 Januari 2025.

Berdasarkan data yang diperoleh dari booking.kai.id, Kamis (12/12/2024), tiket KA Rajabasa dari Palembang ke Lampung dan sebaliknya telah habis terjual untuk keberangkatan Jumat (13/12/2024) sampai Senin (6/1/2025). Bagi penumpang yang ingin memesan tiket KA Rajabasa I dan II mulai lagi dibuka pada Selasa (7/1/2025).

Pelayananan angkutan penumpang dari Stasiun Kertapati (Palembang) hingga Tanjungkarang (Bandar Lampung) hanya dilayani KA Ekonomi Rajabasa I dan II dengan perjalanan pada siang hari. Harga tiket per penumpang Rp 32.000. Keberangkatan dari Stasiun Tanjungkarang dan juga Stasiun Kertapati dimulai pada pukul 8.30 dan tiba pada pukul 18.55. Lama perjalanan KA diperkirakan mencapai 9 jam 45 menit.

Menurut Bay, petugas KA Tanjungkarang, setiap musim liburan sekolah apalagi pada akhir tahun hingga tahun baru tiket KA selalu habis. Pihak PT KAI Divre IV Tanjungkarang menyediakan gerbong KA sebanyak lima unit untuk perjalanan dari Tanjungkarang ke Kertapati dan sebaliknya.

“Sudah biasa, kalau anak sekolah libur tiket kereta habis. Kalau tidak pesan jauh-jauh hari atau sebulan sebelumnya, tidak kebagian tiket lagi,” kata Bay.

Ramadhan, calon penumpang asal Palembang, yang akan kuliah di Bandar Lampung terpaksa memesan tiket KA dari Kertapati ke Tanjungkarang untuk keberangkatan tanggal 23 Desember 2024 sebulan sebelumnya. “Untuk balik lagi ke palembang sudah dipesan habis tahun baru,” kata Ramadhan, mahasiswa PTS di Bandar Lampung.

Peminat KA pada saat liburan selalu membeludak, apalagi menjelang hari raya Idul Fitri atau Idul Adha. Pihak PT KAI tidak lagi menyediakan layanan KA Limeks Sriwijaya I dan II dari Tanjungkarang ke Kertapati untuk keberangkatan pada malam hari.

“KA Limeks Sriwijaya sudah tidak ada lagi sejak pandemi Covid-19, tidak tahu apakah ada lagi atau tidak,” kata seorang lelaki petugas PT KAI di Stasiun Tanjungkarang, beberapa waktu lalu.

Menurut petugas yang tidak mau identitasnya disebut, semua gerbong KA Limeks Sriwijaya sudah dibawa ke Bandung (kantor pusat PT KAI). Bila semua gerbong KA bisnis dan eksekutif tersebut lebih dari 10 gerbong dikirim ke Bandung, untuk membuka jalur keberangkatan KA Limeks Sriwijaya pada malam hari peluangnya sudah sangat kecil.

KA Limeks Sriwijaya ini juga diminati penumpang meski harga tiket di atas Rp 150.000 untuk kelas bisnis, dan di atas Rp 200.000 untuk kelas eksekutif. Biasanya penumpang KA Limeks Sriwijaya dini diminati para pekerja yang memanfaatkan waktu malam berangkat hingga di tempat tujuan pada pagi hari, dan dapat beraktivitas lagi.

Warga berharap PT KAI dapat membuka lagi layanan KA bisnis dan eksekutif Limeks Sriwijaya untuk alternatif bagi penumpang yang ketinggalan kereta siang atau mobil bus dan travel.

“Seharusnya, PT KAI mengutamakan pelayanan angkutan penumpang sebagai transportasi publik yang murah dan nyaman. Tapi, mengapa kereta Limeks Sriwijaya ditiadakan?” kata Akman, warga Bandar Lampung.

Ia mengatakan, angkutan publik itu selain mobil travel dan bus, juga tersedia angkutan kereta api untuk jalur Lampung – Palembang. Lagi pula, kata dia, angkutan kereta ini memiliki nilai historis, sehingga tidak bagitu saja ditiadakan tanpa ada alasan yang jelas.

Menurut dia, kalau melihat jumlah penumpang penuh terus, lalu dimana kekurangannya. Sedangkan biaya operasional bisa sebanding dengan harga tiket yang ditawarkan. “Jangan hanya mengutamakan angkutan batubara saja, sedangkan angkutan penumpang dinomorduakan,” kata Akman, pengguna KA Lampung – Palembang. (Emye)

Editor: Mursalin Yasland

× Image