Home > Kisah

Harga Segelas Air Separuh Harta Raja Harun Al-Rasyid

Sebanyak 70 persen dalam tubuh manusia terdiri dari air.
Seorang jamaah sedang minum segelas air zamzam di dalam Masjid Nabawi, Madinah. (Foto: SumatraLink.id/Mursalin Yasland)
Seorang jamaah sedang minum segelas air zamzam di dalam Masjid Nabawi, Madinah. (Foto: SumatraLink.id/Mursalin Yasland)

SumatraLink.id – Musim hujan air melimpah, musim panas air kering. Dua hal kontradiktif ini memberi hikmah berharga bagi manusia untuk selalu bersyukur atas nikmat Allah Subhanahuwata’ala (SWT) berupa air dalam kehidupan.

“...Kami menjadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air. Maka tidakkah mereka beriman?” (QS. Al-Anbiya: 30).

Air menjadi sumber kehidupan di bumi ini. Artinya, tak ada air, maka tak ada kehidupan. Semua makluk membutuhkan air, untuk kelangsungan hajat hidupnya.

Dalam Al-Quran lebih dari 200 ayat membahas tentang air yang tersebar dalam 42 surah, sedangkan kata air itu sendiri disebutkan 63 kali (Fahda Afifah, dosen Fisika UIN Sunan Kalijaga/2022).

Air hujan, sumber kehidupan di dunia, banyak ayat dalam Al-Quran yang menerangkannya.

“Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, maka diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanam-tanaman yang bermacam-macam warnanya...,” (QS. Az-Zumar: 21).

“Allah yang telah menciptakan langit dan bumi serta menurunkan air hujan dari langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan berbagai buah-buahan menjadi rezeki untukmu...,” (QS. Ibrahim: 32).

Air memang menjadi karunia terbesar dari Allah SWT bagi manusia. Peneliti air dari Jepang, Dr Masaru Emoto mengatakan, sebanyak 70 persen tubuh orang dewasa terdiri dari air.

“Biasanya, kita meminum air tanpa memerhatikan untuk apa kita minum. Kita tahu bahwa air itu penting guna mempertahankan hidup, tetapi karena hal ini sudah sering kita dengar maka sangat jarang orang menghargai air,” kata Masaru Emoto dalam bukunya The True Power of Water (MQ. Publishing/2006).

Baca juga: Salah Kaprah Beramal Sholih di Bulan Rojab

Untuk itu, ia mengajak untuk mengenal air, agar dapat melihat diri sendiri. Semakin jelas melihat diri sendiri, maka akan dapat melihat masyarakat, bangsa, dunia, bumi, alam, dan bahkan Tuhan.

Dalam penelitiannya tentang air bersama Kazuya Ishibashi (peneliti ahli mikroskop) selama dua bulan, Masaru Emoto menyatakan, bahwa air ketika diberi respon positif (doa), akan menghasilkan bentuk heksagonal yang indah. Begitu sebaliknya, bila air diberi respon negatif (celaan) malah tidak membentuk ikatan apapun atau kacau dan tidak beraturan. Nah, apalagi dengan khasiat air zam zam yang sudah berabad-abad sampai kini terus mengalir dan dikonsumsi manusia.

× Image