Home > Historia

Secarik Kertas, Sukarno Menulis Kata-kata Proklamasi

Para pemuda mendesak segera mungkin Sukarno memproklamirkan kemerdekaan Indonesia setelah berita menyebar Jepang menyerah kepada sekutu.
Sukarno menulis naskah proklamasi dengan pena biasa di atas secarik kertas. (Foto: Repro Buku Documenta Historica)
Sukarno menulis naskah proklamasi dengan pena biasa di atas secarik kertas. (Foto: Repro Buku Documenta Historica)

SUMATRALINK.ID – Dalam kecaman tentara (kompetai) Jepang, para pejuang bangsa Indonesia terus melancarkan aksinya untuk menyatakan kemerdekaannya. Berita kekalahan Jepang terhadap sekutu tersebar masif, membuat kompetai melakukan penangkapan-penangkapan terhadap aktivis perjuangan.

Proklamasi kemerdekaan Indonesia ini menjadi impian terindah rakyat Indonesia, yang selama berabad-abad dinantikan. Proklamasi itu untuk menyatakan hak hidup dan hak menentukan nasib bangsa Indonesia sendiri dengan cita-cita untuk membangun masyarakat yang adil dan makmur.

Para pemuda pejuang giat melancarkan aksinya agar proklamasi segera digaungkan. Sutan Sjahrir selaku pelopor bersama pemuda lainnya segera meminta secepatnya Sukarno atas nama bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

Usulan Sjahrir ini didukung Mohammad Hatta. Namun Moh Hatta tidak setuju kalau proklamasi tidak melalui Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Keduanya berbeda pendapat. Sjahrir menginginkan kemerdekaan bukan hadiah dari Jepang atas kekalahan dengan sekutu, agar tidak melibatkan PPKI.

Sjahrir dan Moh Hatta mendatangi Sukarno di rumahnya. Ternyata Sukarno mendukung usulan Moh Hatta proklamasi diumumkan melalui PPKI. Alasan Sukarno, belum tentu Jepang menyerah sepenuhnya kepada sekutu.

Sedangkan alasan Sjahrir menyatakan proklamasi harus dinyatakan sendiri oleh bangsa Indonesia tanpa Jepang, supaya jangan dianggap kemerdekaan Indonesia itu buatan Jepang. Sebab kalau kemerdekaan dianggap bikinan Jepang, terdapat kemungkinan Sekutu akan mengambil tindakan terhadap Indonesia dan menumpas kemerdekaan itu.

Tapi, masalahnya Sukarno dan Hatta setuju proklamasi dilakukan melalui PPKI. Para pemuda yang dipelopori Sjahrir mendesak agar proklamasi kemerdekaan segera dilakukan hari itu juga. Ada seorang pemuda menyatakan bila Sukarno menolak, maka proklamasi mereka (pemuda) akan melaksanakannya.

Usulan itu ditolak Sjahrir. Menurut dia, tidak mungkin proklamasi kemerdekaan Indonesia dilakukan tanpa Sukarno.

“Satu-satunya pemimpin yang mempunyai cukup wibawa untuk memproklamasikan kemerdekaan adalah Sukarno. Hanya Sukarno yang mempunyai cukup pengaruh pada rakyat Indonesia. Proklamasi oleh orang lain tidak berarti,” kata Sutan Sjahrir dikutip Aboe Bakar Loebis dalam bukunya Kilas Balik Revolusi (Kenangan, Pelaku dan Saksi) karya Aboe Bakar Loebis, 1995.

Setelah menyakinkan Sukarno, para pemuda pejuang kemerdekaan Indonesia menyiapkan naskah proklamasi. Laksamana Maeda menawarkan rumahnya sebagai tempat aman dan terlindung untuk menyusun naskah proklamasi kemerdekaan. “Kita sangat memerlukan perlindungannya,” kata Sukarno seperti dikutip Cindy Adams dalam bukunya Bung Karno Penjambung Lidah Rakjat Indonesia.

× Image