Soeharto Lancar Berbicara Bahasa Inggris, Benarkah?

Kesaksian juga disampaikan G Dwipayana atau Gufron Dwipayana, orang dekat Presiden Soeharto. Dalam tulisan Amoroso Katamsi dalam tulisannya pada buku berjudul "Pak Harto The Untold Stories” (Mahfudi dkk, 2012), pemeran Film Pengkhianatan G30S/PKI garapan Sutradara Arifin C Noer bertanya kepada G Dwipayana yang disapanya Pak Dipo.
“Pak Dipo, kenapa jika pidato Pak Harto selalu berbahasa Indonesia?” tanya Amoroso Katamsi.
“Saya juga pernah bertanya kepada beliau,” jawa Pak Dipo.
“Menurut Pak Harto, ada dua alasan. Beliau mengatakan, ‘Pertama, saya sangat menghargai Bahasa Indonesia. Coba kamu lihat, pemimpin-pemimpin dunia lainnya. Misal dari Jepang atau Cina, mereka pidato menggunakan bahasanya sendiri. Apalagi kalau berunding, kan mewakili bangsa, jangan sampai terjadi kesalahan, karena akan berbahaya.
“Saya khawatir penguasaan bahasa Inggris saya untuk berunding atas nama bangsa kurang tepat, jadi lebih baik orang lain yang ahli bahasa saja yang menterjemahkan omongan saya,” kata Pak Dipo menirukan omongan Pak Harto.
Penguasaan bahasa asing (paling tidak Bahasa Inggris, Belanda dan Jepang) Soeharto dalam komunikasi pergaulan setidaknya telah dibuktikannya dalam karirnya baik waktu sekolah maupun di militer. Dalam buku Soeharto (Pikiran, Ucapan, dan Tindakan Saya) ditulis G Dwipayana dan Ramadhan KH, 1989, menceritakan kisah otobiografi Soeharto sejak lahir hingga menjadi presiden.
Soeharto pernah mengeyam pendidikan sekolah rendah dan Holands Inlandse School atau HIS (SD di zaman Belanda). Kemudian ia melamar dan diterima di Koninklijk Nederlands-Indisch Leger (Tentara Kerajaan Hindia Belanda atau KNIL). Setelah pecah Perang Dunia ke-2, Belanda menyerahkan kekuasaan Hindia Belanda kepada Jepang pada 8 Maret 1942.
Baca juga: 35 Tahun Tragedi Talangsari, Mungkinkah Proses Yudisial?
Jepang berkuasa di bumi nusantara. Soeharto pernah menjadi tentara KNIL. Jepang membukan lowongan anggota polisi Keibuho. Soeharto mendaftar dan diterima, meski menyembunyikan ia pernah ada di KNIL. Soeharto disuruh belajar Bahasa Jepang. Kepala polisi (opsir Jepang) Keibuho disarankan mendaftar di PETA (tentara sukarelawan Pembela Tanah Air).
Karir militer Soeharto di PETA melejit. Setelah memegang jabatan Shodancho (komandan pleton), karena memang ia pernah dilatih militer di KNIL, kemudian naik menjadi Chudancho (komandan kompi), dan menjabat Daidancho (komandan batalyon). Sudah tentu dalam masa latihan dan kepemimpinan, bahasa komunikasi pergaualan saat itu bahasa asing. (Mursalin Yasland)