Belajar Berbagi ala Semut yang 'Bertabrakan'
Setelah diamati, yang dilakukan semut-semut itu saat berpapasan ternyata, penelitian menyimpulkan bahwa ada zat kimia yang dikeluarkan dari makanan atau pun musuh si semut yang menempel pada semut itu saat berjalan.
Jadi, saat semut saling bertemu, mereka akan terlihat bersentuhan atau bertabrakan. Saat saling menyentuh itulah terdapat antena di kepala semut yang digunakan untuk memberi sinyalnya kepada semut lainnya.
Informasi dari sinyalnya, apakah di lingkungan semut itu ada musuh atau justru ada makanan di masing-masing pihak.
Wajar jika kita mengamati ketika ada satu satu semut menemukan makanan apalagi yang manis, tak lama berselang kawan-kawan semut berdatangan dan berpesta di gudang makanan atau minuman tersebut. Rupanya saat berpapasan dan bertabrakan itulah, mereka saling berbagi info baik dan buruk buat kawannya.
Manusia perlu mengambil ibroh dari semut. Manusia terkadang lebih mengedepankan ego dibandingkan berbagi dengan sesama baik ketika dapat kabar baik atau tidak baik, terutama soal rejeki. Tak sedikit manusia, menyimpan dalam-dalam saat mendapatkan harta yang melimpah, pelit berbagi antarsesama terutama yang berkekurangan dan yang membutuhkan.
Baca juga: Tamsil Kehidupan, Harta dan Anak Hiasan Dunia
Kita perlu belajar banyak dari semut. Meski tanpa alat komunikasi telepon seluler pintar dan canggih seperti saat ini, ternyata semut lebih canggih secara manual dibandingkan manusia dengan kelengkapan asesoris dunianya.
Bahkan ada ungkapan, semut hitam mampu berjalan di batu hitam dalam kegelapan malam. Hal ini belum tentu dapat dilakukan manusia. Namun, meski kecil dan mudah diinjek, jangan sekali-sekali sarang semut diganggu. Bahaya! Allah Maha Besar dengan segala kekuasaannya. Allahu a'lam bishawab. (Mursalin Yasland)