Home > Risalah

Hidayah Itu Dicari, Bukan Ditunggu (Bag. 2)

Allah SWT telah memberikan petunjuk kepada setiap manusia agar selamat hingga hari kiamat, bahkan sejak kelahirannya.
Menara Masjid Al Ikhlas, Kemiling, Bandar Lampung. (Ilustrasi Foto: SumatraLink.id/Mursalin Yasland)
Menara Masjid Al Ikhlas, Kemiling, Bandar Lampung. (Ilustrasi Foto: SumatraLink.id/Mursalin Yasland)

SumatraLink.id -- Hidayah adalah petunjuk yang secara halus menunjukkan dan mengantarkan kepada sesuatu yang dicari. Dan yang paling dicari manusia semestinya adalah keselamatan di dunia. Untuk mendapatkannya, Allah Subhanallahuwata’ala (SWT) telah memberi bekal bagi setiap manusia dengan berbagai arahan yang akan membawa menuju keselamatan.

Namun Allah SWT juga memberinya pilihan. Sehingga ada yang mengikuti petunjuk lalu selamat dan ada yang tidak mengacuhkannya, lalu celaka. Imam Ibnul Qayyim dan Imam al Fairusz Abadi menjelaskan, Allah SWT telah memberikan petunjuk secara halus kepada setiap manusia agar selamat hingga hari kiamat, bahkan sejak hari kelahirannya.

Beliau menyebutkan, tahapan pertama adalah memberikan al hidayah al amah, hidayah yang bersifat umum yang diberikan kepada setiap manusia, bahkan setiap mahluknya. Yaitu petunjuk berupa insting, akal, kecerdasan dan pengetahuan dasar agar makhluknya bisa mencari dan mendapatkan berbagai hal, yang memberinya maslahat.

Hidayah seperti inilah yang dimaksud dalam ayat, “Musa berkata; ‘Rabb kami ialah (Rabb) yang telah memberikan kepada tiap-tiap sesuatu bentuk kejadiannya, kemudian memberinya petunjuk” (QS. Thaha: 50)

Dengan bekal ini, manusia bisa menyerap, memahami dan melaksanakan berbagai arahan dan bimbingan yang diberikan kepadanya.

Tahapan kedua adalah hidayatul dilalah wal bayan atau Hidayatul Irsyad, yaitu petunjuk berupa arahan dan penjelasan yang akan mengantarkan manusia kepada keselamatan dunia akhirat. Semua itu terangkum dalam risalah yang disampaikan melalui Nabi dan Rasul-Nya Sholallahu’alahi wassalam (SAW). Allah SWT berfirman: “Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah kami.” (QS.Al-Anbiyaa’: 73)

Risalah yang dibawa oleh Nabi SAW adalah hidayatul bayan yang paripurna yang telah Allah SWT berikan kepada manusia. Sifatnya hanya memberi penjelasan dan arahan agar manusia bisa meraih keselamatan. Mengikuti atau tidak, Allah memberikan pilihan kepada setiap manusia berupa ikhtiar.

Baca juga: Hidayah Itu Dicari, Bukan Ditunggu (1)

Sehingga ada diantara mereka yang mengetahui, kemudian mengikuti dan terus melazimi hingga menjadi mukmin yang taat. Namun ada pula yang enggan bahkan menentang. Yang mengetahui, lalu mengikuti dan berusaha tetap berada diatas kebenaran akan selamat, sebaliknya yang mengetahui lalu berpaling akan binasa.

Kemudian, tahapan ketiga adalah hidayatut taufiq, yaitu petunjuk yang khusus diberikan kepada orang–orang yang dikehendaki Allah SWT. Hidayah yang menuntun hati seseorang untuk beriman dan beramal sesuai dengan tuntunan-Nya. Cahaya yang menerangi hati dari gelapnya kesesatan dan membimbingnya menuju jalan kebaikan.

× Image