Listrik Nonstop, Stok Ikan Nelayan Pulau Sebesi Melimpah

SUMATRALINK.ID, LAMPUNG –- Setelah puluhan tahun ‘menikmati’ separuh malam lampu listrik, warga Pulau Sebesi bersyukur. Kehadiran listrik PLN nonstop (24 jam) beberapa tahun terakhir, membuat aktivitas nelayan melaut dan anak sekolah seperti “hidup” kembali, setelah “mati suri” sekian puluh tahun.
Seorang warga yang juga nelayan Dusun Regahan Lada III, Yusuf (58 tahun), biasanya menjual ikan hasil tangkapan nelayan hanya di lingkungan warga dusunnya saja. Beragam jenis ikan laut itu tak bisa dibawa untuk dijual ke luar pulau. Tidak adanya es batu (pendingin), ikan dijual dengan harga miring, agar cepat habis terjual.
Tidak ada jalan lain untuk menyimpan ikan kecuali ada alat pendingin (kulkas atau freezer), atau es batu. Meski ada, alat tersebut membutuhkan aliran listrik penuh. Warga Pulau Sebesi tak mungkin membeli es batu di luar pulau yang jarak tempuhnya 2,5 jam menggunakan angkutan umum kapal motor.
“Yang penting ikan terjual habis walaupun murah, karena tidak mungkin disimpan lagi,” kata Yusuf, di Dusun Regahan Lada III Pulau Sebesi, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung, beberapa waktu lalu.
Yusuf dan para nelayan di Pulau Sebesi sudah tidak pusing lagi bila hasil tangkapan ikannya banyak. Empat tahun terakhir, Pulau Sebesi yang dekat dengan Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda sudah dapat menikmati listrik 24 jam penuh.
Pascamusibah gelombang tsunami pada Desember 2018 silam, nelayan mulai bergairah melaut dengan perahu-perahunya. Hasil tangkapan ikan yang melimpah sekarang sudah dapat disimpan di kulkas atau freezer atau juga dengan es batu buatan sendiri di rumah.
“Sekarang warga Pulau Sebesi sudah banyak kemajuannya semenjak adanya (listrik) PLN 24 jam,” kata Rahmatullah, tokoh masyarakat Pulau Sebesi kepada Sumatralink.id, Kamis (16/10/2025).
Nelayan di Pulau Sebesi tidak khawatir lagi melaut untuk menangkap ikan yang banyak, karena tempat penyimpanan ikan sudah tersedia. Nelayan juga dapat menjual ikan hasil tangkapan kepada pihak kedua atau ketiga di luar pulau dengan harga bersaing. Dari sini nelayan mendapatkan penghasilan untuk keluarga.
Selama ini, nelayan melaut hanya untuk memenuhi kebutuhan dapur rumah tangga, bukan untuk dijual. Setelah ada kepastian listrik menyala 24 jam, nelayan dapat menambah pendapatan keluarga dari menjual ikan kepada pihak lain, selain bertani atau berkebun.
Dengan es batu buatan sendiri di rumah, hasil tangkapan ikan dapat dikemas dan dibawa untuk dijual ke luar pulau. “Alhamdulillah, banyak kemajuan sekarang,” kata Rahmatullah.
Menurut dia, tidak saja berdampak pada nelayan dengan kehadiran listrik 24 jam nonstop ini. Listrik juga dapat digunakan dalam proses belajar mengajar siswa dan guru. Selama ini, alat peraga sekolah elektronik yang menggunakan daya listrik jadi hiasan saja, tidak dapat dimanfaatkan, karena listrik padam siang hari.