Home > Kisah

Terminal Rajabasa Sepi, Terminal Bayangan Justru Ramai (Bag. 1)

Cerita Rudi, pertama ke Lampung masuk Terminal Rajabasa dari Pelabuhan Bakauheni dipalak preman menggunakan pisau.
Suasana di Terminal Induk Rajabasa, Kota Bandar Lampung. (Foto: SumatraLink.id/Mursalin Yasland)
Suasana di Terminal Induk Rajabasa, Kota Bandar Lampung. (Foto: SumatraLink.id/Mursalin Yasland)

SumatraLink.id, Lampung – Jangan salahkan bunda mengandung, itulah setidaknya kesan yang terjadi di Terminal Induk Rajabasa, Lampung, saat ini. Penumpang (pejalan kaki) bus AKDP dan AKAP enggan masuk terminal terbesar di Provinsi Lampung, dan lebih memilih terminal bayangan di pinggir jalan lintas.

Sepinya Terminal Rajabasa ini, banyak faktor. Salah satu faktor terpenting keamanan dan kenyamanan. Sudah mahfum kiranya, bila berada di pasar tradisional, terminal angkutan umum, pelabuhan penyeberangan, stasiun kereta api, dan bandara, atau fasilitas publik lainnya yang diinginkan konsumen keamanan dan kenyamanan.

Masih tersimpan dan terbayang bagi sebagian penumpang bila mendengar apalagi memasuki Terminal Rajabasa. Kesan negatif (rawan tindak kriminalitas) masih belum sepenuhnya terrehabilitasi oleh pemerintah maupun pihak keamanan, meskipun saat ini kondisi Terminal Rajabasa jauh lebih baik dari sebelum-sebelumnya.

Kesan “angker” Terminal Rajabasa bagi pemudik pada arus mudik Lebaran sebagian sudah hilang, sebagian orang masih melekat, apalagi anggota keluarga yang pernah menjadi korban kekerasan dan kebiadaban oknum-oknum yang manusia tapi berjiwa iblis. Bukan saja uang dan harta dirampas, tapi juga tak segan-segan melukai korbannya dengan senjata tajam.

Kalau sudah begini, siapa yang harus disalahkan? Sepinya penumpang pejalan kaki yang tiba dari Pelabuhan Bakauheni, Lampung, atau dari daerah-daerah di dalam Provinsi Lampung atau luar Lampung lebih memilih angkutan bus yang berada di pinggir jalan. Akhirnya, terminal bayangan lebih marak dan ramai penumpang dibandingkan dalam Terminal Rajabasa.

“Maunya penumpang, setelah turun dari bus pinggir jalan langsung nyambung naik bus ke tujuan di tempat itu juga,” kata Yanto (34 tahun), awak bus tujuan Unit II, Kabupaten Tulangbawang, Lampung, belum lama ini.

Menurut dia, penumpang langsung naik bus dan menunggu sebentar bus penuh langsung berangkat. “Kalau ‘ngetem’ di pinggir jalan, lebih cepat dapat penumpang daripada masuk Terminal Rajabasa,” kata Yanto, di terminal bayangan Bundaran Tugu Radin Inten II, Bandar Lampung.

Takut Masuk Terminal

Setiap memasuki arus mudik Lebaran, pemudik asal Pulau Jawa yang menyeberang ke Pulau Sumatra mengkhawatirkan melanjutkan perjalanan ke Terminal Rajabasa pada malam hari. Mereka lebih memilih menginap semalam di Pelabuhan Bakauheni, Lampung.

× Image