Menikmati Mudik dengan Kereta Ekonomi Rasa Eksekutif
Mudik bersama KA ekonomi Rajabasa beberapa tahun terakhir, sudah berbeda 180 derajat dengan masa lalu. Fasilitas ruang tunggu yang “dingin menggigil”, toilet yang ‘harum’, dan suasana yang nyaman dan tenang di stasiun dan dalam gerbong, menjadi betah para pemudik menggunakan jasa KA.
Para pemudik berharap PT KAI mempertahankan layanan fasilitas yang ada bahkan lebih ditingkatkan lagi di tahun-tahun mendatang. Selain itu, pemudik juga berharap manajemen PT KAI mengembalikan lagi KA Limeks Sriwidjaya yang melayanai penumpang pada malam hari.
Berdasarkan pendapat penumpang, KA Limeks Sriwidjaya yang berangkat malam kelas bisnis dan eksekutif sangat diminati para penumpang, karena dapat meringkas waktu malam untuk istirahat, ketika tiba pagi hari dapat langsung beraktivitas lagi, dan malamnya dapat pulang balik ke daerah asal lagi.
“Sayang kalau KA Limeks Sriwidjaya yang berangkat malam hari ditiadakan, karena kereta api penumpang jalur Lampung – Palembang ini memiliki nilai historis,” kata Shalih (54 tahun), warga asal Palembang yang merantau ke Lampung.
Selain itu, Shalih juga berharap manajemen PT KAI dapat memperpendek waktu tempuh Lampung – Palembang (PP) yang tadinya sembilan jam menjadi di bawahnya. Hal ini dikarenakan, para penumpang KA Rajabasa masih harus melanjutkan lagi perjalanan ke tempat tujuan dengan moda angkutan lain.
“Kalau tiba di Stasiun Tanjungkarang atau Stasiun Kertapati pada malam hari atau waktu Maghrib, banyak penumpang yang khawatir dengan keamanan. Coba tiba di tujuan masih sore penumpang lebih enak bergerak,” kata Shalih, wiraswastawan di Bandar Lampung.
Meski demikian, Shalih dan para penumpang KA yang mudik lainnya mengaku puas dan senang dengan layanan PT KAI, meskipun pemudik naik KA ekonomi dengan seharga Rp 32.000 mendapatkan pelayanan sama rasa dengan penumpang eksekutif. (Mursalin Yasland)