PLN Klaim Listrik di Lampung Menyala 100 Persen pada Kamis
SumatraLink.id, Lampung – Setelah dua hari dua malam padam, PT PLN Unit Induk Distribusi (UID) Lampung mengklaim telah pulih dan normal 100 persen untuk seluruh pelanggan di wilayah Lampung pada Kamis (6/6/2024) pukul 00.59 WIB.
Menurut General Manager PT PLN UID Lampung Sugeng Widodo, pasokan listrik di Provinsi Lampung telah puluh dan normal 100 persen dan listrik untuk seluruh pelanggan PLN telah menyala kembali pada hari Kamis (6/6/2024) dini hari pukul 00.56 WIB.
“Jajaran manajemen terus mengawal aktivitas pemulihan kelistrikan di Lampung hingga menyala 100 persen,” kata Sugeng Widodo dalam keterangan persnya dilansir akun IG @plndislampung yang dikutip SumatraLink.id (REPUBLIKA NETWORK) Kamis (6/6/2024) pagi.
Suksesnya pemulihan dan penyalaan kelistrikan di Lampung, Sugeng Widodo mengatakan, tentunya berkat dukungan serta doa dari seluruh stakeholder dan masyarakat Lampung.
Sebelumnya, pada Selasa (4/6/2024) pukul 11.00 kelistrikan di wilayah Lampung dan sekitarnya mengalami mati lampu total atau blakcout. Listrik padam ini berlangsung hingga dua kali 24 jam lebih.
Pemadaman terjadi karena kerusakan jaringan SUTT di Lubuklinggau – Lahat (Sumatra Selatan), yang menyebabkan distribusi listrik di Sumatra bagian Selatan terganggu.
Pemadaman total ini menyebabkan aktivitas masyarakat baik rumah tangga, perkantoran, dan usaha sangat terganggu. Banyak warga dan pemilik usaha mengalami kerugian besar akibat mati lampung yang lebih dari 24 jam.
Warga di Perumahan Pesawaran Residence, Kurungan Nyawa, Kabupaten Pesawaran, Lampung mengalama mati lampung lebih dari 30 jam. Akibatnya, warga tidak bisa menyalakan mesin pompa air untuk menyedot air sumur bornya.
Sebagian besar warga mengungsi ke tempat lain untuk mendapatkan air bersih kebutuhan rumah tangga. Sebagian lain mengambil air ke tempat lain yang jauh, dikarekana stok air di tandon milik warga di rumah sudah kosong.
“Sehari semalam sampai sore hari ini (lebih dari 30 jam) listrik belum juga menyala. Saya tidak tahu lagi warga mencari air untuk kebutuhan hidupnya sehari-hari,” kata Joko, tokoh masyarakat di Kurungan Nyawa, Pesawaran, Lampung.
Lampug mati juga berdampak pada usaha material bangunan yang berada di Bandar Lampung dan daerah lainnya. Irwan, pemilik toko material bangunan di Jalan Lintas Barat wilayah Pesawaran dan Bandar Lampung mengeluhkan mati lampu berdampak transaksi pengiriman barang terhambat.
“Kalau sudah mati lampu lebih dari 24 jam, tentu sangat merugikan kami berdagang. Semua jadi macet transaksinya,” kata Irwan.
Pemilik toko keramik di Kemiling, Bandar Lampung, kehilangan pelanggan yang memesan stok kramik dalam jumlah besar, dikarenakan banyak transaksi tertunda karena tidak dapat berkomunikasi lewat jaringan seluler, baik untuk transfer uang maupun pengiriman barang.
“Banyak yang tertunda pengiriman barang kepada pelanggan, juga memasok material dari luar ternggangu karena jaringan telepon terganggu,” kata Irwan. (Emye)
Editor: Mursalin Yasland