Home > Historia

Dituding Pengkhianat Reformasi, Cak Nun: Saya Berjuang Setengah Abad

Seandainya Pak Harto tidak jadi mundur, saya menggeletakkan tubuh saya di depan Istana sampai Pak Harto memenuhi janjinya.
Lukisan Presiden Soeharto. (Foto: EPA/WEDA)
Lukisan Presiden Soeharto. (Foto: EPA/WEDA)

SUMATRALINK.ID – Dua hari sebelum lengser, Presiden Soeharto mengundang sembilan tokoh Islam vokal di Istana Negara, Jakarta. Di tengah krisis moneter dan aksi mahasiswa, Soeharto meminta saran dan nasihat para tokoh tersebut termasuk Cak Nun alias Emha Ainun Nadjib.

Sembilan tokoh Islam yang dikenal kritis tersebut yakni KH Ali Yafie, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), KH Ma'ruf Amin, KH Ahmad Bagja, KH Cholil Baidlowi, H Abdul Malik Fajar, H Sutrisno Muhdam, Nurcholish Madjid, dan Emha Ainun Nadjib.

Pertemuan dengan orang nomor satu pembesar Orde Baru yang berkuasa penuh selama 32 tahun pada 19 Mei 1998 tersebut, menjadi cikal bakal kelompok di luar istana menuding Cak Nun dan tokoh lainnya sebagai pengkhianat reformasi.

Pascapertemuan selama 2,5 jam tersebut, dua hari setelah itu Presiden Soeharto akhirnya mundur. Tudingan terhadap kelompok sembilan terutama kepada Cak Nun belum juga memudar. Sebab, isi pembicaraan para tokoh tersebut tidak tersebar luas di kalangan publik.

Seiring waktu, Cak Nun pun tak muncul di arena publik. Ia hijrah ke Yogyakarta bersama kelompok pengajiannya. Cak Nun pun lama tak tampil baik fisik maupun tulisan-tulisannya. Biasanya, tulisan opini Cak Nun yang kritis mewarnai media massa mainstream selama Orde Baru.

Baca juga: Kisah Pilu Perjuangan Ulama dan Santri Melawan Penjajah

Undangan Pak Harto, panggilan Soeharto kala itu, kepada sembilan tokoh vokal tersebut, kecuali Amien Rais dan Megawati, banyak berseliweran tudingan negatif, tak terkecuali Cak Nun, yang dikenal masif dan garang mengkritisi kebijakan Pak Harto dan Orde Baru.

Tudingan negatif itu beredar, lantaran Cak Nun dan Tim 9 terjebak dengan politik yang dikendalikan Pak Harto, yang dikenal suhunya orde baru. Padahal sejatinya tim sembilan berharap Pak Harto lengser ke prabon. Lah Piye toh Cak?

“Kami mempertaruhkan nyawa, nama baik, dan seluruh hidup kami di hadapan mata seluruh rakyat Indonesia. Mosok serek, saya memperjuangkan hidup hampir setengah abad, lantas begitu gampang saya hancurkan sendiri melalui peristiwa yang hanya 2,5 jam,” kata Cak Nun dalam bukunya Saat-Saat Terakhir bersama Soeharto (2,5 jam di Istana).

Image
sumatralink.id

menebar manfaat .

× Image