Home > Kisah

Nabi Ibrohim AS Perintahkan Ismail Ganti Palang Pintu

Sejak bayi ditinggalkan, Nabi Ibrohim bertemu langsung Ismail sudah beristri, mereka berpelukan penuh haru dan syahdu.
Suasana jamaah di pelataran sekitar Masjidil Haram, Makkah. (Foto: SumatraLink.id/Mursalin Yasland)
Suasana jamaah di pelataran sekitar Masjidil Haram, Makkah. (Foto: SumatraLink.id/Mursalin Yasland)

SumatraLink.id – Dzulhijjah bulan prosesi ibadah haji sebagaimana napak tilas Nabi Ibrohim ‘alaihissalam (AS), sosok nabi kholilullah, kesayangan Allah Subhanahuwata’ala (SWT). Secuil kisah penuh makna, ketika Ibrohim AS menitip pesan untuk Nabi Ismail AS lewat istrinya segera mengganti “palang pintu”.

Dalam kisahnya, setelah meninggalkan istrinya Siti Hajar dan anak bayinya Ismail di sebuah lembah gersang dan tandus Bakkah (yang menjadi cikal bakal Masjidil Haram di Makkah) dengan sedikit bekal kurma dan air, Nabi Ibrohim AS berangkat ke Negeri Syam atas perintah Allah SWT.

Lembah tandus dan gersang itu ramai dikerumuni rombongan dari Suku Jurhum, setelah Siti Hajar dan Ismail mendapati air Zam Zam. Padahal, sebelumnya wilayah tersebut tidak pernah dilirik Suku Jurhum, hanya sebatas perlintasan dagang saja.

Wilayah tersebut menjadi pemukiman penduduk. Warga menyenangi Ismail kecil. Ismail beranjak remaja dan belajar Bahasa Arab yang dibawa Suku Jurhum. Setelah dewasa memasuki masa akil baliqh, Ismail menikah dengan seorang perempuan dari bangsa mereka. Tak lama, Siti Hajar meninggal dunia.

Baca juga: Tukang Becak Naik Haji: Penumpang Gratis di Hari Jumat

Memenuhi perintah Allah SWT, dan mendapat restu dari istrinya Siti Hajar, Nabi Ibrohim AS berangkat ke Negeri Syam, sangat lama tidak pulang kampung. Dalam buku Kisah Karomah Para Wali Allah karya Abul Fida’ Abdurraqib Al-Ibi (2002), ketika pulang ingin menemui keluarganya, Ibrohim mendapati kabar Ismail sudah beristri.

“Ismail keluar sedang mencari nafkah untuk kami,” jawab istri Ismail keitka Nabi Ibrohim tiba di rumahnya.

Nabi Ibrohim menanyakan selama kehidupannya setelah berkeluarga dengan Ismail.

“Kami hidup susah,” jawab istri Ismail.

Mendengar pengaduan dan keluh kesah istrinya, Nabi Ibrohim berkata kepadanya.

“Apabila suamimu datang, sampaikan salamku kepadanya dan kataka supaya mengganti ‘palang pintunya’,” kata Nabi Ibrohim.

× Image