Home > Kisah

Oksigen, Ketika Sehat Lalai Giliran Sakit Dicari

Harga oksigen semahal itu, ternyata hanya dipakai beberapa hari saja oleh pasien.
Warga mengantre isi ulang oksigen di Bandar Lampung, pada masa Covid-19 beberapa waktu lalu. (Foto: SumatraLink.id/Mursalin Yasland)
Warga mengantre isi ulang oksigen di Bandar Lampung, pada masa Covid-19 beberapa waktu lalu. (Foto: SumatraLink.id/Mursalin Yasland)

SumatraLink.id – Tabung besi ukuran besar bocor. Suaranya menggelegar seperti ban mobil pecah. Pengunjung dan pasien Rumah Sakit Graha Husada, Bandar Lampung panik ketakutan pada Kamis (27/6/2024) siang. Alhamdulillah tidak menimbulkan korban, hanya kehilangan cairan oksigen dalam jumlah tak terhingga.

Masalah oksigen ini teringat saat liputan Covid-19 melanda negeri ini dua tahun lebih lamanya. Tiba-tiba Toko Griya Medika ramai pengunjung. Deretan tabung oksigen kosong berjajar menunggu diisi ulang. Toko alat kesehatan di Kota Bandar Lampung tersebut masih menyetok oksigen di saat toko lainnya memasang pengumuman “Oksigen Habis”.

Para pencari oksigen ”menyerbu” Toko Kesehatan Griya Medika tidak saja dari Kota Bandar Lampung, tapi juga ada yang dari daerah. Informasi Toko Griya Medika yang menyediakan oksigen dengan harga sukarela (seikhlasnya) beredar di grup media sosial, beberapa hari terakhir.

Kelangkaan oksigen yang menjadi penyebab pasien positif Covid-19 meninggal dunia, menjadi terngiang di hati Fahru Rozi. Lelaki 42 tahun pemilik Toko Griya Medika di Jl Raden Intan Kota Bandar Lampung tersebut memiliki pengalaman yang membekas dalam hidupnya.

“Saya teringat teman dekat saya yang meninggal dunia gara-gara tidak mendapatkan oksigen,” kata Fahru Rozi saat ditemui kala itu.

Ia mendapat kabar teman dekatnya tersebut menjadi pasien positif Covid-19, dan meninggal dunia setelah keluarganya kesulitan mendapatkan oksigen di luar. Sedangkan di rumah sakit persediaan oksigen sudah sekarat, karena meningkatnya jumlah pasien Covid-19 yang gawat darurat.

Baca juga: Nabi Ibrohim AS Perintahkan Ismail Ganti Palang Pintu

Sudah empat hari, ia menyediakan oksigen isi ulang. Para pencari oksigen sudah berdatangan sejak tokonya buka dari pukul 8.00 sampai tutup pukul 16.00 setiap hari. Ia tidak mematok harga apalagi menaikkan harga seperti saat penjualan oksigen di masa normal. “Selagi jatah oksigen masih ada saya berikan,” ujarnya.

Menurut dia, bukannya menjual oksigen untuk orang yang sangat memerlukan, tapi menyediakan oksigen bagi yang membutuhkan tapi dibayar dengan sukarela atau seikhlasnya. “Semoga dengan begini dapat membantu orang yang sangat membutuhkan pada masa pandemi Covid-19 sekarang,” tambahnya.

Di balik kesulitan ada kemudahan, begitulah yang dirasakan pengunjung toko Griya Media. Pandemi Covid-19 telah berlansung setahun lebih, ujungnya terjadi kelangkaan oksigen. Tingginya permintaan oksigen, membuat sebagian pasien gawat darurat penderita Covid-19 menemui ajalnya.

Masyarakat merasakan terbantu dengan langkah Fahru Rozi yang menyediakan oksigen dengan harga sukarela di saat oksigen langka di Kota Bandar Lampung. Masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 masih berlaku sampai 9 Agustus 2021 turut menyulitkan warga mengambil langkah mendapat oksigen di luar, karena persedaiaan habis sedangkan pasokan oksigen terbatas.

× Image