Home > Kabar

Pabrik Banyak, Impor Gula di Lampung Masih Tinggi

Nilai total 10 barang impor pada Juni 2024 sebesar 90,20 juta dolar AS.
Pabrik Gula Bunga Mayang di Kotabumi, Lampung Utara, Lampung. (Foto: SumatraLink.id/Mursalin Yasland)
Pabrik Gula Bunga Mayang di Kotabumi, Lampung Utara, Lampung. (Foto: SumatraLink.id/Mursalin Yasland)

SumatraLink.id, Lampung – Meski Provinsi Lampung memiliki setidaknya empat grup perusahaan pabrik gula, namun berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung yang dirilis Kamis (1/8/2024), provinsi ini masih tertinggi impor gula dan kembang gula. Pabrik gula di Lampung ini juga berkontribusi pada pasokan gula nasional.

Menurut data BPS Lampung yang diterima SumatraLink.id (REPUBLIKA NETWORK), Kamis (1/8/2024)l, dari 10 golongan barang impor di Provinsi Lampung, gula dan kembang gula menempati urutan pertama pada peranan terhadap impor Juni 2024 sebesar 13,87 persen. Pada Juni 2024, total impor 10 golongan barang tersebut sebesar 90,20 juta dolar Amerika Serikat (AS).

Sedangkan di posisi kedua jenis barang serealia 7,10 persen, kemudian binatang hidup 4,71 persen, ampas dan sisa industri makanan 3,55 persen, pupuk 2,8 persen, besi dan baja kemudian kendaraan udara dan bagiannya 1,89 persen, mesin mekanis 1,04 persen, barang dari besi dan baja 0,94 persen, dan hasil penggilingan 0,60 persen.

Kepala BPS Lampung Atas Parlindungan Lubis mengatakan, nilai impor Provinsi Lampung pada Juni 2024 mencapai 234,75 juta dolar AS, mengalami peningkatan sebesar 85,01 juta dolar AS atau naik 56,77 persen dibandingkan Mei 2024 yang tercatat 149,74 juta dolar AS.

“Nilai impor Juni 2024 tersebut mengalami peningkatan 60,78 juta dolar AS atau naik 34,94 persen jika dibanding Juni 2023 yang tercatat 173,97 juta dolar AS,” kata Atas Parlindungan Lubis dalam keterangan persnya, Kamis (1/8/2024).

Ia mengatakan, dari 10 golongan barang impor utama pada Juni 2024, lima golongan barang mengalami peningkatan yaitu barang dari besi dan baja naik 2.199,99 persen, besi dan baja naik 956,53 persen, serealia naik 62,4 persen, hasil penggilingan naik 54,86 persen, dan pupuk naik 51,48 persen.

Sedangkan golongan barang yang mengalami penurunan adalah ampas dan sisa industri makanan turun 34,05 persen, gula dan kembang gula turun 36,79 persen, mesin/peralatan mekanis dan bagiannya turun 40,32 persen, dan binatang hidup turun 57,13 persen.

“Kontribusi 10 golongan barang utama terhadap total impor Provinsi Lampung pada Juni 2024 sebesar 38,42 persen,” kata Atas Parlindungan Lubis.

Berdasarkan catatan SumatraLink.id, di Provinsi Lampung terdapat grup perusahaan pabrik gula besar di antaranya, PT Sugar Group Companies yang memiliki empat pabrik gula di Kabupaten Tulangbawang, PT Gunung Madu Plantations di Kabupaten Lampung Tengah, PTPN VII (Pabrik Gula Bunga Mayang) di Kabupaten Lampung Utara, dan PT Pemuka Sakti Indah di Kabupaten Waykanan. (Emye)

Editor: Mursalin Yasland

× Image