Home > Kisah

Dinilai Pejuang Islam yang Kuat, Umar bin Khotob RA Dibunuh Kaum Yahudi

Ketika memulai takbir sholat, tiba-tiba menyelinap seorang lelaki Yahudi menikamnya dari belakang dengan golok bermata dua.
Di bawah kubah hijau ini sekitar Masjid Nabawi, Kota Madinah, Nabi Muhammad SAW, Abubakar RA, dan Umar bin Khotob RA dimakamkan berdampingan. (Foto: SumatraLink.id/Mursalin Yasland)
Di bawah kubah hijau ini sekitar Masjid Nabawi, Kota Madinah, Nabi Muhammad SAW, Abubakar RA, dan Umar bin Khotob RA dimakamkan berdampingan. (Foto: SumatraLink.id/Mursalin Yasland)

SumatraLink.id – Sepeninggal Nabi Muhammad Sholallahu’alaihi wassalam (SAW) dan Abubakar Rodhiyallahuanhu (RA), Umar bin Khotob RA memegang kendali kekhalifahan umat kedua hingga Islam berjaya pada masanya. Kaum Yahudi tak tinggal diam dan berencana membunuh Umar karena dinilai penghalang misinya.

Ketika ditegakkan sholat berjamaah bersama para sahabat di masjid, Umar terbiasa memeriksa shof (barisan) jamaah. “Bereskan shof-nya,” ujar Umar. Setelah rapat dan lurus shof jamaah beres, Umar maju menjadi imam sholat.

Ketika memulai takbir dalam sholat, tiba-tiba menyelinap seorang lelaki Yahudi bernama Abu Lu’lu’ah menikamnya dari belakang. Abu Lu’lu’ah membawa golok bermata dua tajam. Setelah berhasil menikam Umar, ia berlari di sela-sela jamaah, sambil melayangkan goloknya ke jamaah kiri dan kanan.

Dari 13 orang yang terkena golok Abu Lu’lu’ah, sembilan (ada yang menyebut tujuh) orang meninggal. Sedangkan Umar terkapar bersimbah darah. Amirul mukminin ini menyuruh Abdurrahman bin ‘Auf (sahabat Nabi SAW yang dikenal orang kaya) sambil memegang tangannya untuk menggantikan imam sholat. Abdurrahman bin ‘Auf melanjutkan sholat dengan ringan hingga selesai.

Abu Lu’lu’ah kabur setelah menikam Umar dan 13 sahabat lainnya. Merasa tidak dapat kabur menghilang, seorang lelaki melemparkan jubahnya ke tubuhnya. Namun, Abu Lu’lua’h telah menggorok lehernya sendiri bunuh diri.

Dalam sebuah riwayat, Umar yang dijuluki Al-Faruk ini mengalami pendarahan yang serius hingga ia pingsan. Jamaah mengangkat dan memasukkannya ke rumahnya. Umar pingsan hingga menjelang esok paginya.

Baca juga: Ustadz Yazid Jawas Hidup Berpindah dari Rumah Kontrakan ke Rumah Kontrakan Lain

“Apakah orang-orang sudah shalat,” kata Umar setelah siuman dan melihat sahabat-sahabatnya. “Sudah,” jawab orang sekitar. Umar mengataka, “Tidak ada Islam bagi orang yang meninggalkan shalat.” Lalu, Umar berwudhu dan shalat.

Seorang memberikan Nabidz (kurma direndam dalam air), dan Umar meminumnya. Lukanya keluar air Nabidz tersebut, lalu seorang memberinya susu, setelah mau minum susunya tumpah di tempat lukanya. Umar meminta anggur untuk mengeluarkan racun di dalam lukanya.

Umar telah merasakan dekatnya ajal. “Anjing telah membunuhku,” ada riwayat lain Umar mengatakan, “Aku diterkam anjing!”

Tentunya saat Abu Lu’lu’ah menikam, tidak sendirian, dipastikan pembunuhan ini telah direncanakan sebelumnya oleh kaumnya yang dikenal kaum ajam (non Arab). Hal ini terlihat dari tindakan penikam Umar ini langsung kabur dan bunuh diri ketika terjebak jamaah.

× Image