Masih Banyak Manusia tidak Bersyukur

SumatraLink.id – Seorang bapak bersama istri dan anaknya berbelanja di sebuah minimarket, seusai belanja dengan kantong kresek penuh di tangan, tiba-tiba ditemui seorang ibu dan anak kecilnya menyambut mereka di depan pintu keluar. Ibu tersebut memelas meminta sedekah kepada istri bapak tersebut.
Sang istri memberinya uang seribu rupiah. Ibu dan anak kecilnya tersebut menerimanya namun tangannya menutupi mulutnya, menandakan ia dan anak kecilnya belum makan seharian itu dan uang yang diterima tidak cukup. Tapi, ia tidak sanggup menceritakan kepada sang istri perihal ia tidak makan seharian.
Keluarga tersebut melanjutkan perjalanan keluar minimarket. Sang istri dan anaknya menuju tempat jualan gorengan tak jauh dari minimarket. Sedangkan sang bapak menuju ATM. Kedua orang peminta-minta tersebut hanya tersipu dengan uang Rp 1.000 di tangan.
Sang bapak menuju ATM. Ia tahu sudah ujung bulan, untuk mengecek gajinya di rekeningnya. Setelah dicek, ternyata uang gajinya sudah masuk yang jumlah jutaan rupiah. Ia berniat untuk menambah uang sedekah dari sang istri yang hanya memberi Rp 1.000 dengan lembaran uang Rp 10.000 bukan uang lembaran Rp 50.000 atau Rp 100.000.
Ia temui ibu dan anak peminta-minta tadi di depan minimarket. Uang yang sudah di tangan Rp 10.000 diberikannya kepada ibu tersebut. Ibu tersebut lalu mengucapkan Alhamdulillah tanda bersyukur, karena dalam hatinya ia dan anaknya bisa makan hari itu.
Sang bapak tertegun diam mendengar sang ibu bersyukur dan mendoakan ia, istri, dan anaknya sekeluarga dalam keadaan sehat dan lancar rezekinya. Sang bapak semakin terpelongok dengan sikap ibu peminta-minta tadi yang telah bersyukur dengan uang Rp 10.000 dan melanjutkan dengan memanjatkan doa untuk ia dan keluarganya.
Baca juga: Bertamu dan Memuliakan Tamu
Istri dan anaknya datang. Sang bapak memberitahu istrinya kalau ia telah menambahi uang sedekah istrinya Rp 10.000. Sang istri tadinya tidak setuju ditambahi sedekahnya.
“Bu, aku memberi sedekah kepadanya sebanyak itu. Saat menerimanya, ia berucap hamdalah berkali-kali seraya bersyukur kepada Allah. Tidak itu saja, ia mendoakan aku, mendoakan dirimu (istrinya), anak-anak, dan keluarga kita. Panjang sekali ia berdoa,” kata sang bapak, seperti diceritakan Ust Bobby Herwibowo dalam bukunya Rezeki Rumah Miring (2012).