Meneladani Abdurrahman bin Auf, Orang Terkaya di Madinah

SumatraLink.id – Salah seorang sahabat terkaya di zaman Nabi Muhammad Sholallahu’alaihi wassalam (SAW) yakni Abdurrahman bin Auf Rodhiyallahuanhu (ra). Beliau memanfaatkan harta kekayaannya di zaman itu untuk kepentingan agama dan umat Islam.
Setelah masuk Islam karena diajak Abubakar ra, Abdurrahman bin Auf mencurahkan ghiroh keislamannya secara penuh baik fisik maupun harta kekayaannya. Ia ikut jihad pada perang Uhud, yang berdampak pada giginya rontok dan juga terdapat 20 luka di tubuhnya.
Meski demikian, ia tidak menyerah sedikitpun untuk membela izza Islam di jalan Allah Subhanahuwata’ala (SWT). Masuk Islamnya beliau mendapat tantangan dan lawan berat dari musuh Islam yakni kaum Quraisy. Gangguan, ancaman, dan sampai siksaan kepada Abdurrahman bin Auf terus terjadi.
Beliau tidak gentar dengan keimanannya kepada Allah SWT dan Rasulnya SAW. Tekanan dari kaum Quraisy semakin menjadi, membuatnya hijrah ke Habasyah. Ia bukan takut apalagi dituduh melarikan diri ke Habasyah. Hijrahnya ke Habasyah tidak lama, lalu ia kembali ke Makkah melanjutkan perjuangan dan dakwah.
Baca juga: Al-Quran Memberi Syafaat, Jangan Sia-siakan
Namun tidak begitu lama di Makkah, gencarnya penindasan kaum Qurasy membuatnya hijrah kembali ke Habasyah. Abdurrahman bin Auf yang dipersiapkan Nabi SAW untuk berhijrah ke Madinah dulu bernama Yastrib, meninggalkan Makkah dan Habasyah.
Di Madinah, kaum Muhajirin (Makkah) dan kaum Anshor (Madinah) bersahabat kental baik dalam keadaan susah maupun senang. Kaum Muhajirin profesinya berdagang sedangkan kaum Anshor sebagai petani. Abdurrahman bin Auf dikenalkan Nabi SAW dengan Sa’ad ibnu Arrabil Alusari, seorang kaya di Madinah.