Home > Risalah

Orang Kaya yang Saya Kenal

Ketika pengurus masjid mengalami kesulitan antarjemput ustadz untuk kajian malam, ia menghibahkan mobil pakaian pribadinya untuk keperluan masjid.
Foto Ilustrasi: semut berjalan beriringan saling menyapa dan membantu antarsesama mencari makan dan sarang tempat tinggalnya. (Foto: Sumatralink.id/Mursalin Yasland)
Foto Ilustrasi: semut berjalan beriringan saling menyapa dan membantu antarsesama mencari makan dan sarang tempat tinggalnya. (Foto: Sumatralink.id/Mursalin Yasland)

SUMATRALINK.ID (REPUBLIKA NETWORK) -- Seorang bapak pensiunan pegawai negeri, usianya terpaut jauh di atas saya. Tapi, ia menginspirasi dalam hidup saya. Kenal pun dengan bapak tiga anak ini dalam suatu pengajian (taklim) di salah satu masjid di Bandar Lampung, malam Ahad, setelah ia beberapa tahun purnatugas dari sebuah instansi pemerintah.

Seiring waktu berjalan, cerita beberapa tahun silam, saya agak terkagum tatkala mendapat kabar dari seorang jamaah kalau ia telah menghibahkan seunit mobil pakaian pribadinya berserta surat-suratnya kepada pengurus masjid pengajian tersebut.

Niat menghibahkan mobil masih layak pakai ini, lantaran pengurus masjid kerap mengalami kesulitan alat transportasi dalam menjemput dan mengantar ustadz untuk kajian malam, ketika berada di luar kota atau di daerah. Waktu itu, belum ada jalan tol seperti sekarang.

Satu masalah bagi takmir masjid sudah selesai, tatkala ia menghibahkan mobil untuk antarjemput ustadz dan juga keperluan masjid lainnya. Jarang, atau bahkan tidak terdengar ada jamaah atau warga yang langsung memberikan mobil kepada orang yang memerlukan tanpa syarat.

Dalam hati, saya berpikiran bapak ini, seorang crazy rich (kaya raya); seperti lirik lagu Iwan Fals – Bento -- harta melimpah, mobilku banyak, orang memanggilku bos eksekutif. Jangankan mobil pakaian sendiri, motor atau pun sepeda saja sangat jarang ada orang yang rela dan ikhlas menghibahkan kepada seseorang.

Waktu berjalan berlalu, saya mulai agak dekat mengenal bapak satu ini. Ada kesempatan berkunjung ke rumahnya tatkala dapat kabar beliau sakit, saya berpikiran rumahnya seperti rumah pejabat atau pengusaha ada pintu gerbang dan dijaga pos pengamanan.

Ia memisahkan ruang tamu untuk lelaki dan perempuan. Bapak dan istrinya ini dikenal selalu ada tamu dari rekan sejamaah dan juga warga setempat setiap hari. Untuk tidak saling menganggu satu sama lain, ruang tamu dipisah antara lelaki dan perempuan.

Lalu, bagaimana dengan isi (perabotan) rumah keluarga bapak ini? Tak ada yang istimewa atau barang luks di dalam rumahnya. Seperti layaknya isi rumah orang biasa, begitulah yang ada di rumah bapak ini. Namun, memang, tipe rumahnya tidak besar, akan tetapi terdapat tanah lebih berisi tanaman keras dan juga sayur-sayuran, untuk melepas penat bapak pensiunan ini setiap hari.

× Image