Home > Senggang

Mengumpul Rezeki dari Setandan Pisang Asal Lampung

Satu kapal motor dapat memuat sedikitnya 1.000 tandan pisang.

Petani di Pulau Sebesi memanen pisang untuk diserahkan pada pengumpul. (Foto: Mursalin Yasland)
Petani di Pulau Sebesi memanen pisang untuk diserahkan pada pengumpul. (Foto: Mursalin Yasland)

Saat musim hujan bulan ini, petani panen pisang di lahan Pulau Sebesi lancar setiap hari. Menurut Rasimin, saat musim hujan satu tandan pisang berisi delapan sampai 12 sisir pisang. Ketika musim kemarau hanya lima sampai tujuh sisir pisang saja. Paling banyak pisang kepok isinya bisa 15 sampai 18 sisir pisang.

“Kalau musim hujan petani bersyukur panen pisangnya banyak,” kata Rasimin, salah seorang petani sekaligus pengumpul tandan pisang warga di desa tersebut.

Petani menebang pisang di lahannya lalu ditampung pengumpul. Satu tandan pisang jantan dan muli Rp 10 ribu, pisang kepok Rp 17 ribu, pisang tanduk Rp 15 ribu, pisang raja Rp 11 ribu, dan pisang ambon Rp 11 ribu.

Berdasarkan perhitungannya, hasil panen pisang petani dengan harga jual tersebut setelah dipotong upah pikul Rp 750 per tandan, angkutan motor Rp 2.500, dan mobil Rp 5.000. Setelah berada di dermaga dihitung Rp 3.500 per tandan, dan dibawa pihak ketiga menuju Jabodetabek seharga Rp 5.000 per tandan.

Kapal motor di dermaga desa, mampu mengangkut sekira 1.000 tandan pisang lebih. Terdapat kapal motor lain di Dermaga Desa Tejang, yang juga mengangkut penumpang dan barang hilir mudik dari Pulau Sebesi ke Dermaga Canti pada pagi dan petang.

× Image