Sosok Penguasa yang Minta Doa Seorang Hamba Sahaya
Uwais, seorang hamba biasa tak terkenal di penduduk bumi, tapi terkenal di penduduk langit telah mendoakannya agar ia minta kepadanya Allah mengampuni dosa-dosanya. Begitulah seorang pemimpin yang adil ketika meminta seorang warga biasa bahkan sama sekali tidak dikenal di lingkungannya, untuk mendoakannya.
Umar tidak mencari orang-orang yang berpengaruh dan banyak pengikutnya untuk sekedar memintakan doanya. Umar tidak mencari orang “pintar”, orang terkenal, orang yang punya kharismatik, dan punya segala-galanya. Umar malah mencari orang biasa dan tidak terkenal, bahkan terkesan hilang dari perkiraan warga sekitarnya.
Kala itu, Umar mencari Uwais tidak sedang dalam rangka rencana niat dan hajatnya di dunia. Doa yang dimintakan Umar pun tak muluk-muluk. Ia bertawasul kepada Uwais minta Allah ampuni dosa-dosanya. Itu sudah membuat Umar bergembira dan lega hatinya.
Umar tidak minta ini dan itu, apalagi minta dilanggengkan kepemimpinannya, minta materi dan jabatan. Umar hanya minta diampuni dosa-dosanya. Titik.
Baca juga: Doa Fudhail bin Iyadh untuk Pemimpin
Padahal, kurang apalah perjuangan sahabat Nabi SAW dalam berdakwah dan mempertahankan agama Islam ini, dibandingkan dengan hamba sahaya Uwais al-Qorni, warga biasa tak dikenal di bumi dan (sebelumnya) berpenyakitan tadi.
Keikhlasan Umar dan keikhlasan Uwais menyatu diantara dua makhluk Allah tersebut dalam simpul doanya. Doa yang tidak bibuat-buat apalagi direkayasa dan diakal-akali.
Kita bisa menipu manusia, tapi kita tidak bisa menipu Allah. Tipu musihat akan ditampakkan. Makar (rencana) Allah lebih hebat dari makar manusia. Allah Maha Tahu apa yang diperbuat hamba-Nya. Allahu’alam bishawab. (Mursalin Yasland)