Home > Kabar

Tengkulak Gabah Bergerilya, Harga Beras Jadi Melambung

Para tengkulak memborong gabah petani yang baru panen dengan harga murah di sawah.

Petani sedang mengumpulkan gabah yang sudah diolah. (Foto: Dok Republika.co.id)
Petani sedang mengumpulkan gabah yang sudah diolah. (Foto: Dok Republika.co.id)

Dampak dari sistem perdangangan seperti ini, perusahaan penggilingan gabah mulai kesulitan mencari gabah petani, karena sudah banyak diborong tengkulak. Padahal, pihak penggilingan memberikan harga kepada petani dengan harga normal terkadang di atas Harga Penjualan Pemerintah (HPP).

“Kalau harga beras mahal di pasaran, karena di tingkat penggilingan pasti stok gabahnya menipis. Mereka sulit cari gabah petani,” kata Wahyu (48 tahun), pedagang beras partai besar di Kemiling, Bandar Lampung, belum lama ini.

Wahyu mendapatkan informasi itu dari agen berasnya di Pringsewu, Kabupaten Pringsewu, Lampung. Selaku pemasok beras dari agen langsung, ia mengatakan, harga beras sekarang selalu fluktuatif, di saat musim panen harga beras murah, tapi saat musim tanam harga beras naik.

“Karena stok gabah sudah habis atau menghilang, pihak penggilingan kesulitan mencari gabah lagi, terpaksa cari gabah luar tapi harga sudah naik,” kata Wahyu.

Pascapemilu, harga beras kualitas medium dan premium di pasar tradisional Kota Bandar Lampung masih tinggi, Selasa (19/2/204). Beras kualitas medium kemasan dijual Rp 14.500 per kg dari harga Rp 12.500 per kg, sedangkan harga beras premium harganya mencapai Rp 16.500 per kg dari harga Rp 13.500 - Rp 14.000 per kg.

Pedagang menyatakan kenaikan harga beras sudah terjadi sebelum pemilu, Rabu (14/2/2024). Menurut Wahyu, pedagang beras di Pasar Tani Kemiling, harga beras khususnya kualitas medium dan premium sudah terjadi kenaikan sepekan sebelum pemilu berlangsung. Kenaikan sudah terjadi di tingkat penggilingan sehingga agen beras terpaksa menaikan harga beras kepada pengecer.

Gubernur Lampung Arinal Djunaidi meninjau langsung harga beras di Pasar Panjang, Bandar Lampung, Jumat (16/2/2024). Ia mengakui harga beras di pasaran tinggi, dan akan mengkoordinasikan dengan pihak terkait untuk menurunkan harga beras, dan berharap masyarakat dapat sabar dengan kondisi sekarang.

"Lampung ini sebagai lumbung pangan dan penghasil beras. Kita juga mencukupi kebutuhan provinsi lain seperti DKI Jakarta," kata Arinal saat kunjungan ke Pasar Panjang.

Gubernur Lampung Arinal Djunaidi mengatakan, berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 7 tahun 2017 tentang Larangan Pengiriman Gabah Keluar Daerah Lampung, artinya Satgas Pangan yang terdiri dari Polda Lampung dan Dishub Lampung terus melakukan pengawasan peredaran gabah di tingkat petani untuk dijual keluar Lampung.

"Gabah kita tidak boleh dijual keluar daerah (Lampung), kalau beras silahkan jual keluar daerah. Gabah petani itu untuk menjaga stabilitas dan kebutuhan rakyat," kata Gubernur Lampung Arinal Djunaidi dalam keterangan persnya di Bandar Lampung, Jumat (16/2/2024).

Baca juga: Satgas Pangan Perketat Pengawasan Penjualan Gabah

Menurut dia, setelah peninjauan di pasar tradisional Kota Bandar Lampung mengakui terjadi adanya kenaikan harga beras khususnya beras medium dan premium. Sedangkan isu kelangkaan beras di tingkat pedagang, ia mengeklaim tidak terjadi di Lampung.

× Image