Abaya, Mewarnai Idul Fitri di Makkah-Madinah

SumatraLink.id – Mendekati hari raya Idul Fitri, masyarakat Kota Makkah dan Madinah, dan juga daerah lain di Saudi Arabia, memiliki tradisi menyiapkan pakaian pesta dan asesoris lainnya untuk hari raya. Bagi perempuan di sana ketika hari raya memburu baju pesta seperti Abaya long dress dengan beragam corak dan motifnya .
Baju Abaya adalah pakaian tradisional perempuan berupa jubah panjang dan longgar warna hitam yang menutupi seluruh tubuh, kecuali wajah, tangan, dan kaki. Abaya, salah satu pakaian terkenal berasal dari Timur Tengah dan banyak dikenakan perempuan setempat.
Sebagian perempuan Arab tersebut memprioritaskan membeli baju abaya lengkap dengan asesorisnya, menghias rambut, dan ber-make up. Namun, ketika memakai abaya, mereka tetap tidak menampakan asesoris kepada orang lain apalagi yang bukan mahrom.
“Mereka memakainya di dalam abaya dan cadar, sehingga tidak menampakkannya di depan laki-laki nonmuhrim,” tulis Nurul Asmayani dalam bukunya Jejak Ramadhan di Berbagai Negara (2013).
Memakai abaya bagi perempuan muslim setempat sudah tidak asing. Selain longgar dan berwarna hitam, juga terdapat hiasan bordir di lengang atau leher, dan juga terdapat sulaman bunga-bunga dan batu permata. Para perempuannya berdandan layaknya ke pesta dengan sepatu dan perlengkapan lainnya.
Ketika Sumatralink.id sempat berkeliling pusat pertokoan dan mal di Madinah dan Makkah, setahun lalu, koleksi baju abaya selalu terpajang di etalase-etalase toko dengan beragam merek, corak, dan motifnya. Untuk mengetahui baju abaya yang termahal, biasanya dipajang di depan secara eksklusif.
Kisaran harganya paling rendah Rp 650.000 hingga jutaan rupiah. Bagi jamaah umroh atau haji yang bukan dari warga Arab setempat, biasanya memburu baju abaya yang dijual di toko-toko biasa, dengan harga terjangkau. Namun, meski namanya abaya, tetap harga dan kualitas abaya-nya berbeda.
Baca juga: Cempalo Mulut dan Kutukan Sultan dalam Peristiwa Abad Ini
Kebiasaan masyarakat Arab di Makkah dan Madinah dan daerah lainnya, ketika menyongsong Idul Fitri, tidak saja menyiapkan baju baru baik laki-laki maupun perempuan, tetapi juga mengganti dan membeli sofa, karpet, dan perabotan rumah tangga lainnya.
Saat hari raya Idul Fitri, bagi warga yang jauh dari Masjid Nabawi (Madinah), dan Masjidil Haram (Makkah), mereka telah menyiapkan kendaraan mobil dan berangkat sejak pukul 3.00 dini hari. Hal ini dilakukan untuk ‘merebut’ tempat parkir di basement kedua masjid tersebut menjelang Shalat Id.