Jadikan Bulan Ramadhan Tahun Ini yang Terakhir
Rasulullah SAW bersabda dari hadist diriwayatkan Abu Mas’ud Al Ghifari, “Kalaulah hamba-hamba Allah SWT mengetahui balasan dan keutamaan Ramadhan, maka umatku pasti akan berharap agar sepanjang tahun menjadi Ramadhan,” (HR. Thabrani, Ibnu Khuzaiman, dan Baihaqi).
“Kalaulah”, kata yang disematkan Nabi SAW dalam hadistnya, artinya bisa jadi kita tidak tahu ganjarannya, bisa jadi kita tidak mungkin melaksanakannya. Allah SWT rahasiakan ganjarannya yang tidak terhingga dengan balasan pahala yang unlimited. Allah SWT tidak ingin menyusahkan hamba-Nya beribadah puasa setiap hari tanpa ada Idul Fitri.
Baca juga: Alquran, Manual Book Selama Menuju Kampung Akhirat
Ramadhan menjadi momentum umat untuk kembali jiwa dan raganya kepada sang Pencipta. Sebelas bulan sebelumnya, umat diperadukkan dengan aktivitas keduniawian. Untuk shalat, shaum, berinfak, berderma, dan berbagi dengan sesama terkadang terlalaikan. Bulan Ramadhan mengembalikan itu semua ke titik nadir, manusia sebagai ciptaan Allah.
Apa pun kondisi kita saat ini, sebagai umat Muslim, semua sudah ditakdirkan Allah SWT, tetap berhusnudzon (berbaik sangka), dan jangan sekali-sekali berpikiran su’udzon (berburuk sangka). Semua takdir tidak ada yang buruk, semuanya baik. Baik menurut kita belum tentu baik menurut Allah. Begitu sebaliknya, buruk menurut kita belum tentu buruk menurut Allah.
Baca juga: Setiap Jiwa Menanti "Tamu Misterius"
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu. Dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu,” (QS. Al-Baqoroh: 216).
Kita tidak tahu, apakah Ramadhan tahun ini menjadi yang terakhir buat kita. Allahu’alam bishawab. (Mursalin Yasland)