Kerak Neraka Sedalam Batu yang Jatuh Selama 70 Tahun
Kekuasaan dan ilmu Allah tak terbatas. Kalaulah lautan samudra menjadi tinta penanya Allah, masihlah belum cukup untuk menuliskan dahsyat-Nya ilmu Allah itu, meskipun ditambah lagi lautan semisalnya juga belum cukup.
Masih ingat dengan kisah Nabi Muhammad Sholaahu’alaihi wassalam (SAW) saat duduk bersama sahabatnya di sebuah tempat. Di sela-sela obrolannya, terdengar suara dentuman keras. Dalam hadist diriwayatkan Muslim dari Abu Hurairah nomor 2844 menyebutkan:
“Kami dulu pernah (duduk-duduk) bersama Rasulullah SAW. Tiba-tiba terdengar suara sesuatu yang jatuh. Nabi SAW lantas bertanya, “Tahukah kalian, apakah itu?”
Para sahabat pun menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.” Nabi SAW menjelaskan, “Ini adalah batu yang dilemparkan ke dalam neraka jahannam sejak 70 tahun yang lalu dan batu tersebut baru sampai di dasar neraka saat ini.”
Subhanallah, sebuah batu dilempar ke dasar neraka, menelan waktu 70 tahun. Betapa dalamnya dasar atau kerak api neraka itu. Bukankah, penghuni kerak api neraka tersebut adalah orang munafik, yang tempatnya berada di bawah orang kafir. Naudzubillahi minzalik (kita berlindung kepada Allah dari perkara tersebut).
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka,” (QS. An-Nisaa: 145).
Abu Fatia Al Adnani dalam bukunya “Hidup Sesudah Mati” (Granada Mediatama, Cetakan I/2008) menyebutkan, luas dan besarnya neraka jahannam diandaikan 70.000 tali kekang dan setiap tali kekang dipegang 70.000 malaikat. Sedangkan besarnya tubuh para penghuninya, yang gerahamnya saja sebesar Gunung Uhud, sedangkan jarak antara kedua pundaknya selama perjalanan tiga hari.
Baca juga: Puasa Dapat Mengikis Sifat Kikir Manusia
Ia juga mengatakan, tempat duduk penghuni neraka Jahannam sejauh kota Makkah dan Madinah (sekira lima jam perjalanan naik bus). Sementara ketika seorang penduduk neraka menangis, maka air matanya yang menetes dapat menjadikan sebuah perahu berlayar di atasnya. Subhaanallah.
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu,” (QS. At-Tahrim: 6)
Dari kejadian ‘batu asing’ yang jatuh dari angkasa ke bumi tersebut, dapat diambil ibroh (pelajaran) bagi orang beriman yang berakal. Allahua’lam bishawab. (Mursalin Yasland)