Ingin Selamat Dunia-Akhirat, Jangan Sepelekan Nasihat Luqman
Berbuat baik kepada kedua orang tua, terlebih kepada ibu. Setelah mengandung kita berbulan-bulan, berletih dan berlemah-lemah, melahirkan, menyusui hingga dua tahun, betapa besar pengorbanan ibu terhadap anaknya.
Seperti Nabi Sholallahu’alaihi wassalam (SAW) bersabda, “Siapa yang berhak aku perlakukan dengan baik? Beliau menjawab, ‘Ibumu, lalu ibumu, lalu ibumu, lalu ayahmu.” (HR. Ahmad No 2028, Bukhori No 5971, Muslim No. 6501).
Akan tetapi, jika kedua orang tua memerintahkan kepada anaknya yang tidak sesuai dengan syariat Allah, seperti mengajak menyekutukan Allah atau berbuat tercela, seorang anak berhak untuk menolak dan tidak mematuhinya. Namun, selaku anak tetaplah memperlakukannya dengan baik di dunia ini tidak lantas menghardiknya.
Perintahkan Shalat
“Wahai anakku! Laksanakanlah shalat dan suruhlah (manusia) berbuat yang makruf dan cegahlah (mereka) dari yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu, sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara yang penting,” (QS. Luqman: 17).
Setelah anak diperintahkan bertauhid (menjauhkan dari syirik), berbakti kepada kedua orang, lalu nasihat Luqman kepada anaknya untuk mengerjakan shalat. Mengerjakan shalat menjadi hal penting dalam beragama bagi anak-anak kita setelah memasuki usia baligh. Bahkan sebelum masa baligh sudah dilatih untuk mengerjakan shalat.
Baca juga: Puasa Dapat Mengikis Sifat Kikir Manusia
Dengan shalat dapat mencegah dari berbuat kemungkaran. Shalat adalah perintah penting, sebelum amalan yang lainnya. Hisab (timbangan) pertama yang diperiksa adalah shalat, bila shalatnya bagus, maka dipastikan amalan ibadah lainnya akan bernilai bagus. Tapi begitu juga sebaliknya, bila shalatnya berantakan atau tidak sama sekali shalat tapi mengaku muslim, maka dipastikan ia akan celaka.
Perintah lainnya, mengajarkan anak berbuat baik dan berlaku jujur kepada semua orang, menjauhkan dari sifat sombong. Mendidik anak bagi orang tua adalah perkara wajib, terutama pada masalah akidah, ibadah, dan muamalah.
Sekali lagi, membentengi anak dari perbuatan syirik, mengajak berbakti kepada kedua orang tua, dan melaksanakan shalat, perkara utama dalam setiap rumah tangga orang Muslim. Perintah mengerjakan shalat bukan perkara biasa, seperti mendahulukan urusan dunia baik dalam sekolah atau pekerjaan. (Sumber: Buku Sepotong Paha dari Aisyah, Mursalin Yasland/2019).