Home > Risalah

Berjumpa di Bawah Payung Madinah

Perjuangan tak kenal lelah selama 23 tahun telah menggetarkan dunia.

Selama ini aku hanya dapat membaca-baca beragam shirohmu dari berbagai penulis yang mahsyur. Selama ini pula aku dengar shirohmu yang menakjubkan dari para ulama sebagai pewarismu sepeninggalmu 14 abad lalu.

Kini aku “bertemu” dengan nabi akhir zaman, penutup para nabi dan rasul. Pertemuan yang telah ditekadkan sekian tahun silam. Allah SWT kabulkan aku dapat menapaki kotamu: Madinah Al Munawarah termasuk Makkah Al Mukarromah yang penuh jejak bersejarah.

Aku rindu lagi denganmu Ya Rasul SAW, setelah berpisah sekian tahun lalu. Engkau sang pencerah sejati pada masa jahiliyah, yang kaumnya saat itu berpangku tangan kepada paganisme (penyembah berhala). Engkau telah mengembalikan kiblat yang dibangun Nabi Ibrahim ‘alaihiwassalam (AS) dan anaknya Ismail AS, Ka'bah menjadi arah shalat umatmu.

Cerita hidupmu sangat berkesan dan syahdu. Ceritamu menginspirasi dunia. Riwayatmu tak hilang diterpa badai. Agama yang dibawa manusia pilihan Allah itu sudah sempurna, tak perlu ditambah dan dikurangi, apalagi dikolaborasi.

Bahkan, kisahmu telah melampaui zamanmu sendiri kala itu 14 abad silam. Terbukti, engkau (diberangkatkan Allah SWT melalui malaikat Jibril AS) isra’ dan mi’raj menuju Robb-mu dari Masjid al-Haram ke Masjid al-Aqsho dan naik ke Sidratul Muntaha, untuk menerima perintah shalat lima waktu.

Engkau telah mematahkan keragu-raguan, memupus ketidakpercayaan kaum Quraisy penyembah berhala pada zaman itu. Perjalanan semalam dengan jarak tidak tak terhingga, perjalanan menembus batas maya langit ketujuh, telah membuka mata dunia terbelalak. Bukankah, pada zaman ini, perjalanan jauh dapat ditempuh hanya hitungan menit dan jam saja.

Wahai Nabi SAW, engkau merindukan umatmu di akhir zaman. Engkau menunggu umatmu di Telaga Haud (Kautsar). Engkau yang harusnya lebih dulu masuk surga, tapi engkau menunggu dan mengajak umatmu masuk pintu surga bersamamu. Padahal, engkau sangat mulia, engkau tanpa dosa, engkau istimewah, dan engkau adalah sosok akhlaknya Alquran.

"Aku rindu umatku, sedangkan engkau sahabatku, karena umatku akhir zaman tidak melihatku dan tidak bersamaku, tapi umatku mengimaniku."

× Image