Home > Kisah

Tangisan Harun Al-Rasyid Saat Mengemban Jabatan Khalifah

Nasihat para ulama telah menampar hatinya, tatkala memegang amanah.
Ilustrasi seseorang yang akan mengemban jabatan. (Foto Ilustrasi: Republika.co.id) 
Ilustrasi seseorang yang akan mengemban jabatan. (Foto Ilustrasi: Republika.co.id)

SumatraLink.id – Bangsa Indonesia telah melewatkan Pemilu 2024, hasilnya sudah diketahui publik. Ajang lima tahunan ini telah melahirkan sosok (wajah lama dan baru) pengemban amanah rakyat baik di legislatif maupun pucuk pimpinan negara. Mengenai amanah (jabatan) ini, Khalifah Harun Al-Rasyid berkali-kali menangis. Ada apa?

Harun Al-Rasyid dikenal khalifah kelima menggantikan kakak kandungnya Musa Al-Hadi dari Dinasti Abbasiyah. Ia berkuasa selama 17 tahun sejak tahun 786 M. Sejak kekuasaan Harun Al-Rasyid dilanjutkan dengan kedua anaknya Muhammad Al-Amin dan Ma’mun Al-Rasyid, dikenal dengan zaman keemasan (Golden Age) Islam yang berpusat di Baghdad, Irak.

Era Harun Al-Rasyid memerintah, awal dari kejayaan peradaban Islam terutama bidang ilmu pengetahuan. Lelaki kelahiran Rayy (salah satu kota tua di Iran) tahun 766 M ini berhasil membangun Kota Baghdad yang berada di antara Sungai Eufrat dan Tigris. Selain membangun kota secara fisik, Khalifah Al-Rasyid ini juga mampu mensejahterakan ekonomi umatnya dan menjamin keamanan dan kedamaian rakyatnya.

Masa kejayaan Harus Al-Rasyid berakhir tatkala ia wafat dalam usia muda 43 tahun di Thus, Khurasan (kota sebelah timur Iran) pada 24 Maret 809. Banyak sudah yang ditinggalkan khalifah kelima ini untuk rakyat menjadi sejahtera. Ada pelajaran menarik salah satu kunci sukses Harun Al-Rasyih mengemban amanah jabatan kekhalifahan kelima tersebut.

Tatkala memegang amanah khalifah, Harun Al-Rasyid tak lupa meminta nasihat dari ulama. Salah satu ulama yang ditemui Fudhail bin Iyadh. Fudhail, ulama besar tabiut tabi’in (generasi ketiga setelah sahabat, dan tabiin) di dua kota suci Makkah dan Madinah yang wafat di Makkah tahun 187 H. Beliau tadinya seorang penyamun yang telah bertobat.

Fudhail bin Iyadh menasihati Harun Al-Rasyid, Umar bin Abdul Aziz ketika menjabat khalifah ia mengundang tiga ulama (Salim bin Abdillah, Muhammad bin Ka’ab al-Qurdhi, dan Raja’ bin Haiwah).

Baca juga: Berjumpa di Bawah Payung Madinah

“Sesungguhnya saya mendapat ujian dengan musibah (jabatan khalifah) ini, maka saya berharap dengan tuan-tuan berkenan memberikan arahan kepada saya,” kata Fudhail menirukan perkataan Umar bin Abdul Aziz.

Fudhail berkatan, sekelas Umar bin Abdul Aziz saja menganggap jabatan sebagai musibah, sedangkan Anda dan bawahan Anda kebalikannya menganggap jabatan sebagai nikmat.

× Image