Home > Risalah

Hidayah Itu Dicari, Bukan Ditunggu (Bag. 2)

Allah SWT telah memberikan petunjuk kepada setiap manusia agar selamat hingga hari kiamat, bahkan sejak kelahirannya.

Hidayah yang mutlak hanya dimiliki dan diberikan oleh Allah inilah yang melunakkan hati seseorang hingga ia mau menjawab seruan dakwah. Dan hidayah ini pulalah, yang menuntun mereka agar tetap berada di atas jalan yang lurus.

Hidayah ini adalah buah dari hidayatul irsyad. Seseorang tidak mungkin akan mendapat hidayah ini, jika belum mendapatkan hidayatul irsyad sebelumnya. Namun, tidak semua orang yang sudah mendapat hidayatul irsyad pasti mendapatkan hidayatut taufiq.

Baca juga: Saat Lapang dan Sempit, Rezeki Itu Ujian

Seperti sudah dipaparkan tadi bahwa tugas dan kewenangan Nabi SAW, juga orang-orang yang menjadi pewaris para Nabi SAW hanyalah menjelaskan dan menyampaikan. Mereka tidak akan mampu membuat atau memaksa seseorang mengikuti apa yang mereka dakwahkan, jika orang tersebut lebih memilih jalan kesesatan dan tidak diberi hidayatut taufiq oleh Allah. Allah SWT berfirman:

”Sesungguhnya engkau takkan bisa memberikan hidayah (taufiq) kepada orang yang engkau cintai, akan tetapi Allah memberikan hidayah kepada siapa pun yang Dia kehendaki, dan Dia Maha Mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk. “ (QS. Al-Qashash: 56).

Tahapan keempat terakhir adalah hidayah di akhirat. Petunjuk di akhirat yang menuntun manusia menuju jannah. Rasulullah SAW bersabda, “Demi yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, salah seorang dari mereka lebih tahu arah menuju rumah-Nya di Jannah daripada arah menuju rumahnya di dunia.“

Keempat fase ini saling terkait secara berurutan. Tanpa adanya hidayah pertama, seseorang tidak akan bisa mendapatkan hidayah yang kedua berupa irsyad, arahan dan bimbingan dari Rasulullah SAW. Sebab orang yang akalnya tidak sempurna (gila maupun idiot) tidak bisa menyerap dan menalar berbagai ilmu dan bimbingan dari siapapun. Kalaupun bisa, daya serapnya sangat minim, sehingga mereka justru di bebaskan dari semua taklif dan tanggung jawab.

Sedang hidayah yang ketiga, tidak mungkin bisa diraih sebelum seseorang mendapatkan hidayah yang pertama dan kedua. Taufiq dari Allah hanya akan turun kepada orang yang telah mendengar risalah dan kebenaran. Demikian pula hidayah yang keempat. Dan Allah Maha Mengetahui siapa yang benar-benar mencari dan berhak mendapatkan hidayah dari-Nya.

Hidayah Al Amah kita semua sudah memilikinya. Adapun hidayah di akhirat, bukan lain adalah buah dari yang kedua dan ketiga. Sehingga yang harus kita cari semasa hidup di dunia adalah hidayatul irsyad dan hidayatut taufiq. Ibnu Katsir menjelaskan hidayah yang kita pinta dalam surat Al Fatihah adalah dua hidayah tersebut. (Dinukil dari Buku Sepotong Paha dari Aisyah, penulis Mursalin Yasland)

× Image