Ketika Jin Mencuri Berita Langit, Dukun Beraksi
SumatraLink.id – Kehidupan manusia di muka bumi tak lepas dari ujian, masalah, dan musibah. Kebaikan dan keburukan akan selalu menyertainya, sehingga sedikit sekali manusia bersyukur atas nikmat yang dinikmati selama bernyawa dengan masalah yang dihadapi sepanjang usianya di dunia.
Jalan pintas menjadi hal utama ketika akal sehat buntu tatkala waktu mendesak untuk memecahkan masalah hidup. Seseorang gampang khilaf ketika musibah demi musibah, masalah demi masalah, dan ujian demi ujian yang beruntun terjadi. Tak hanya itu, sebagian orang yang terus mendapatkan ‘kesuksesan’ di dunia tak terhindar dari perilaku menyimpang dari hukum agama.
Banyak orang yang lari dari kehidupan nyata menuju kehidupan ghaib, demi mencapai syahwat dunia. Salah satunya pergi ke dukun, tukang ramal, paranormal, kiyai dan ulama hoaks, dan setipenya. Mereka rela bersusah payah tenaga dan mengeluarkan uang demi melanggengkan jalan hidup di dunia.
Masalah hidup apakah itu menyangkut penyakit fisik atau psikis, juga menyongsong atau melanggengkan karir atau jabatan, termasuk peruntungan nasib seseorang ke depan, menjadi hal utama mereka menyandarkan dan menggantung nasib kepada ‘profesi-profesi’ yang tidak jelas tersebut.
Mereka lupa dan mereka tidak sadar siapa dirinya? Mereka tidak lagi mengharap 100 persen kepada Allah Subhanahuwata’ala (SWT), sang penciptanya dari tidak ada menjadi ada, dan nantinya dari kematian menjadi kebangkitan di akhirat. Mereka menafikan sabda Nabi Muhammad Sholallahu’alaihi wassalam (SAW) yang telah memberinya petunjuk ke jalan yang lurus dan benar.
Perilaku ‘profesi’ tidak jelas ini semakin digandrungi manusia ketika apa yang dikatakan dan apa yang diprediksikan sesuai dengan kenyataan. Padahal, sebagian besar pengikutnya tidak mengetahui bahwasannya para ‘profesi’ tersebut mendapatkan berita dari jin-jin yang mencuri sebagian kecil berita-berita dari langit.
Allah SWT berfirman, “Dan bahwasannya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan,” (QS. Al-Jin: 6).
Dalam Tafsir Ibnu Katsir menyatakan, kami (jin) melihat bahwa kami mempunyai kelebihan atas manusia, karena mereka selalu meminta perlindungan kepada kami di saat mereka singgah di suatu lembah atau tempat yang menakutkan.
Baca juga: Perbedaan untuk Kebenaran "Yes", Perbedaan untuk Mencela "No"
Hal ini sebagaimana kebiasaan bangsa Arab pada masa jahiliyah, yang mereka melindungi diri kepada “penguasa jin” di suatu tempat tertentu, agar terhindar dari malapetakan yang akan menimpanya. Sama halnya, ketika orang memasuki daerah musuh atau pembesar lainnya, mereka meminta perlindungan jin.
Ketika manusia meminta perlindungan kepada jin, bahwa sesungguhnya jin ini merasa takut dan seram serta pengecut, yang berdampak manusia semakin takut dan seram. Menurut Qatadah, tabi’in yang belajar dari sahabat Nabi SAW, dalam ujung ayat tersebut jin menambah takut dan berdosa, maka jin tersebut semakin berani melawan manusia yang meminta perlindungan darinya.