Home > Ulasan

Menakjubkan, Berhaji dan Berkurban Tak Pernah Surut

Semakin meningkatnya jumlah hewan kurban, maka setidaknya perlu pemerataan penyebaran hewan atau daging kurban ke berbagai tempat yang lebih membutuhkan.

Padahal, pada waktu berhaji terkadang mendatangi masjid lebih awal dari dikumandangkannya adzan. Belum lagi kelakuan sepulang haji, masih banyak yang doyan melakukan perbuatan menyalahi atau melanggar syariat. Padahal, sepulang haji seperti dilahirkan kembali dari ibunya.

Senada dengan berkurban. Siapa pun dapat berkurban bagi yang mampu rezekinya. Setiap tahun selalu bertambah jumlah yang hewan kurban maupun yang berkurban. Ini menjadi fenomena yang menakjubkan bagi umat Islam. Meski harga sapi dan kambing selalu naik setiap tahun apalagi menjelang bulan Dzulhijjah, umat Islam tetap terpanggil untuk berkurban, baik dengan cara arisan atau menabung, atau mandiri.

Saking bertambahnya jumlah peserta kurban dan hewan kurban, menyebabkan ada takmir masjid terpaksa menyewa tukang jagal dari rumah potong hewan, karena masyarakat setempat tak sanggup menuntaskan mulai dari peneyembelihan, pengulitan, pencacahan, hingga pendistribusian.

Baca juga: Jangan Buat Hewan Kurban Stres Sebelum Disembelih

Berkurban untuk meningkatkan jiwa sosial dan meleburkan jiwa sok sial-nya. Terkadang, masih banyak yang berlomba-lomba untuk berkurban dengan niat yang tidak pas. Banyak yang berkurban hanya ingin disebutkan nama dan identitasnya. Keikhlasan orang yang berkurban menjadi taruhan agar niat berkurbannya dapat diterima Allah SWT. Belajar keikhlasan dalam berkurban akan meluluhkan sifat sum’ah dan atau riya’.

Tak dipungkiri pula, masih banyak umat Islam yang memiliki kelebihan rezeki, namun tidak tergerak hatinya untuk berkurban baik kambing ataupun sapi. Fenomena ini masih banyak menghiasi benak umat Islam yang selalu dirasuki sifat pelit tak mau berbagi sesama.

Padahal, harta yang ada padanya hanyalah titipan Allah SWT, yang sewaktu-waktu akan diambilnya cepat atau lambat. Nabi SAW telah menyeru, “Siapa yang mendapati dirinya dalam keadaan lapang, lalu ia tidak berkurban, maka janganlah ia mendekati tempat salat Ied kami.” (HR. Ahmad dan ibn Majah).

Baca juga: Begitu Istimewanya, Ada Apa di Bulan Dzulhijjah?

Semakin meningkatnya jumlah pekurban maupun hewan kurban, maka setidaknya perlu pemerataan penyebaran hewan kurban di berbagai tempat. Penumpukkan hewan kurban pada suatu tempat atau masjid dan mushola, juga akan menjadi tabzir (mubazir). Sebab, masih banyak umat ini yang masih atau belum tersentuh daging dalam menu hariannya.

Disini perlu jelinya takmir masjid atau mushola untuk menebarkan hewan kurban kepada kampung-kampung atau penduduk-penduduk yang memang membutuhkan, agar berbagi dengan sesama lebih mengena, dari pada kepada warga sekitar yang sudah berlimpah daging kurbannya, sampai berkantong-kantong di simpan di dalam lemari es, dan baru bisa dan diolah dan dimakan dua sampai empat hari ke depan. Allahua’lam bishawab.

× Image