Home > Risalah

Begitu Istimewanya, Ada Apa di Bulan Dzulhijjah?

Tidak ada hari-hari amal shalih lebih Allah cintai dari hari-hari ini.
Lautan tenda jamaah haji saat wukuf di Padang Arafah, Makkah, 9 Dzulhijjah. (Foto: SumatraLink.id/Mursalin Yasland)
Lautan tenda jamaah haji saat wukuf di Padang Arafah, Makkah, 9 Dzulhijjah. (Foto: SumatraLink.id/Mursalin Yasland)

SumatraLink.id -- Oleh Mursalin Yasland

Dalam Islam dikenal bulan Haram. Dimaksud haram, karena dalam bulan tersebut terdapat amalan keberkahan yang pahalanya dilipatgandakan. Empat bulan haram itu Rajab, Dzulqo’dah, dan Dzulhijjah dan Muharram. Lalu, apa keistimewaan Bulan Dzulhijjah?

Bulan Haram atau Syahrullah (bulan Allah) diharamkan menumpahkan darah (berperang kecuali darurat). Berbuat baik dilipatgandakan pahalanya, juga berbuat maksiat dilipatgandakan ganjarannya.

Untuk itu, janganlah kamu menganiaya dirimu sendiri. Penekanan bulan haram ini memperbanyak ibadah tambahan terutama sunnah, dan semaksimal mungkin menjauhi maksiat.

Baca juga: Ketika Jin Mencuri Berita Langit, Dukun Beraksi

Allah Subhanahu wata’ala (SWT) dalam Alquran Surah At-Taubah (9): 36, “Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah 12 bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, diantaranya 4 bulan haram. Itulah [ketetapan] agama yang lurus, maka janganlah menganiaya diri dalam bulan yang 4 itu.”

Memasuki bulan Dzulhijjah, banyak keistimewaan bulan haram ini dibandingkan empat bulan lainnya, termasuk bulan-bulan lain di luar bulan haram.

Dalam bulan Dzulhijjah, terdapat amalan ibadah haji, khususnya wukuf di Padang Arafah, hari raya Idul Adha, tiga hari tasyri’, keutamaan 10 hari awal bulan Dzulhijjah, puasa Tarwiyah tanggal 8 Dzulhijjah, puasa Arofah tanggal 9 Dzulhijjah, dan penyembelihan hewan kurban.

Baca juga: Istri dan Anak Menjadi Musuhmu, Berhati-hatilah!

Keutamaan dan keberkahan Dzulhijjah terdapat pada awalnya yakni 10 hari pertama bulan Dzulhijjah. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Fajr (89): 2, "Dan demi malam-malam yang sepuluh." Dalam tafsir disebutkan, malam yang keadaannya tidak begitu gelap, terang-terang (remang-remang) seperti waktu fajar.

Mengenai malam-malam yang 10, para ulama berbeda pendapat, diantaranya: 10 malam terakhir bulan Ramadhan, 10 malam pertama bulan Muharram, 10 malam pertama bulan Dzulhijjah, 10 malam terakhir dari munajat Nabi Musa ‘Alaihissalam (AS) di Gunung Sinai, dan seterusnya.

× Image