Home > Kisah

Khalifah Umar Meriang Ketika Anaknya Disebut Bakal Penggantinya

Sejak lama Umar bin Khotob RA tidak berminat menjadi khalifah, ia ingin hidup sangat sederhana dengan rezeki yang halal.
Jiwa kepemimpinan Umar bin Khotob RA. (Foto Ilustrasi: Dok. Republika.co.id)
Jiwa kepemimpinan Umar bin Khotob RA. (Foto Ilustrasi: Dok. Republika.co.id)

SumatraLink.id – Orang tua mana yang tidak menginginkan anaknya lebih baik darinya? Apalagi di zaman sekarang. Tapi, tidak bagi Khalifah Umar bin Khotob Rodhiyallohuanhu (RA). Beliau tidak merelakan anaknya Abdullah bin Umar yang disebut rakyatnya akan menggantikan jabatannya setelah ia wafat.

“Jangan sekali-kali melibatkan keluargku dalam urusan kalian ini. Sejak semula aku tidak berminat pada jabatan ini, apalagi melibatkan salah seorang keluargaku,” kata Umar bin Khotob RA.

Keresahan rakyatnya sangat beralasan dikarenakan kondisi Amirul Mukminin Umar bin Khotob RA yang sakit keras dan kritis akan dipanggil Allah Subhanahu wata’ala (SWT). Detik-detik akan berpisahnya dengan alam manusia ini sangat merisaukan rakyatnya untuk menentukan calon penggantinya.

Datanglah Mughirah bin Syu’bah mendekati Umar. “Wahai Amirul Mukminin, kuberi kau seorang calon pengganti yang mantap,” ujar Mughirah.

Siapa dia? “Abdullah bin Umar,” jawab Mughirah seperti dikutip dari buku Umar Ibn’l Khattab Mukmin Perkasa karya Khalid Muhammad Khalid, Pustaka Anda, Surabaya (1985).

Mendengar nama anaknya disebut, sekujur tubuh Umar bergetar keras dan meluap-luap kegelisahannya. Terkuak kalimat-kalimat yang menakutkan dalam lubuk hatinya yang paling dalam.

Umar bin Khotob RA sejak Nabi Muhammad Sholallahu’alaihi wassalam (SAW) wafat, sudah sejak lama tidak berminat untuk menggantikan Rasul-Nya sebagai khalifah. Padahal, Abubakar Ash-Shiddiq sahabat Nabi SAW terdekat saat hijrah telah merestui Umar bin Khotob untuk menjadi khalifah pertama.

Baca juga: Awali Setiap Pekerjaan dengan Basmallah

Tapi, Umar menolak permintaan Abubakar, yang kala itu telah mengulurkan tangannya untuk membaiat Umar, yang akan disaksikan kaum muslimin pada masa itu.

“Kami semuanya (kaum muslimin) membaiatmu, wahai Abubakar, karena kau lebih utama dari aku!” kata Umar memotong perkataan Abubakar ketika hendak membaiatnya.

Namun, Abubakar mengelak dan menolaknya. “Tidak wahai Umar, kau lebih kuat dan lebih mampu dari aku,” ujar Abubakar.

Baca juga: Dinilai Pejuang Islam yang Kuat, Umar bin Khotob RA Dibunuh Kaum Yahudi

Lantas Umar melanjutkan alasannya. “Seluruh kemampuannya kupersiapkan untukmu, wahai Abubakar, ditambah dengan keutamaanmu,” jawab Umar, yang langsung menjulurkan tangannya membaiat Abubakar RA disaksikan kaum muslimin lainnya.

× Image