Home > Kabar

Penduduk Miskin di Lampung Tersisa 939.300 Orang

Disparitas kemiskinan di perkotaan dan pedesaan masih cukup mencolok.
Masih ada warga di Kecamatan Melinting, Kabupaten Lampung Timur, Lampung, memasak dengan kayu bakar. (Foto Ilustrasi: SumatraLink.id/Mursalin Yasland)
Masih ada warga di Kecamatan Melinting, Kabupaten Lampung Timur, Lampung, memasak dengan kayu bakar. (Foto Ilustrasi: SumatraLink.id/Mursalin Yasland)

SumatraLink.id (REPUBLIKA NETWORK) – Pada September 2024, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah penduduk miskin di Provinsi Lampung Masih tersisa 939.300 orang. Dibandingkan Maret 2024, jumlah penduduk miskin mengalami penurunan sebanyak 1.900 orang.

“Jika dibandingkan dengan Maret 2023, jumlah penduduk miskin menurun sebanyak 31,37 ribu orang. Persentase penduduk miskin pada September 2024 tercatat sebesar 10,62 persen, menurun 0,07 persen poin terhadap Maret 2024 dan menurun 0,49 persen poin terhadap Maret 2023,” kata Statistisi Ahli Madya BPS Lampung Febiyana Qomariyah dalam siaran persnya, Rabu (15/1/2025).

Ia mengatakan, berdasarkan daerah tempat tinggal pada periode Maret 2024 –September 2024, jumlah penduduk miskin perkotaan turun sebesar 4.500 orang, sedangkan di pedesaan naik sebesar 2.600 orang. Persentase kemiskinan di perkotaan turun dari 8,18 persen menjadi 7,91 persen, sedangkan di pedesaan naik dari 11,97 persen menjadi 12,04 persen.

Dalam pemaparannya, Garis Kemiskinan (GK) pada September 2024 sebesar Rp 599.018 per kapita per bulan. Dibandingkan Maret 2024, GK naik sebesar 2,13 persen. Sementara jika dibandingkan Maret 2023 terjadi kenaikan sebesar 7,16 persen.

Menurut dia, komponen GK yang terdiri dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM), peranan komoditas makanan masih jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditas bukan makanan.

Besarnya sumbangan GKM terhadap GK pada September 2024 di perkotaan sebesar 74,19 persen dan di perdesaan sebesar 75,29 persen. Sedangkan, besarnya sumbangan GKNM terhadap GK pada September 2024 di perkotaan sebesar 25,81 persen dan di perdesaan sebesar 24,71 persen.

Pada September 2024, komoditas makanan yang memberikan sumbangan terbesar pada GK, baik di perkotaan maupun di perdesaan pada umumnya hampir sama. Beras masih memberi sumbangan terbesar yakni sebesar 18,95 persen di perkotaan dan 23,18 persen di perdesaan. “Rokok kretek filter memberikan sumbangan terbesar kedua terhadap GK,” katanya.

Febiyana mengatakan, tren penurunan kemiskinan di Lampung terus berlanjut sejak Maret 2015 yang saat itu berada di angka 14,35 persen hingga mencapai 10,62 persen pada September 2024. Penurunan bahkan lebih signifikan di tingkat nasional, dari 11,22 persen pada Maret 2015 turun menjadi 8,57 persen pada September 2024.

Disparitas antara kemiskinan di perkotaan dan pedesaan masih cukup mencolok. Pada September 2024, tingkat kemiskinan di perkotaan hanya sebesar 7,91 persen atau setara dengan 239,51 ribu jiwa, sementara di perdesaan mencapai 12,04 persen dengan jumlah penduduk miskin sebesar 699.800 jiwa.

Data BPS Lampung menyebutkan, selama periode Maret 2024 hingga September 2024, jumlah penduduk miskin di pedesaan meningkat sebanyak 2.600 jiwa, sedangkan di perkotaan mengalami penurunan sebanyak 4.500 jiwa. (Emye)

Editor: Mursalin Yasland

× Image