Tangisan Orang Beriman Saat Ramadhan Pergi

SumatraLink.id – Tinggal beberapa hari lagi, Bulan Ramadhan akan meninggalkan umat Muslim. Setelah berpuasa sebulan penuh tiba saatnya nanti kaum muslimin akan menjemput hari kemenangan Idul Fitri 1 Syawal. Namun, ironisnya ada yang merugi ketika Ramadhan usai dan berpisah.
Mengenai perpisahan dengan Ramadhan, dalam bukunya Lataif Al-Maarif fima li Mawasin Al-Aam min Al-Wadhaif (hal 216), Ibnu Rajab Al-Hanbali, ulama abad ke-14 dari Baghdad mengatakan:
“Wahai hamba-hamba Allah! Ramadhan akan pergi, dan hanya beberapa hari lagi yang tersisa. Apabila seseorang telah beramal dengan baik sejauh ini, kewajibannya menyelesaikan bulan ini dengan cara yang baik.
Adapun seseorang yang telah terjatuh sebelum waktunya, biarkan dia menyelesaikan dengan husnul khatimah. Hanya beberapa hari dan malam yang tersisa, maka tunjukkanlah perpisahan ini dengan amal-amal yang benar dimana amal-amal itu menjadi saksi bagi kalian di hadapan Raja Yang Maha Mengetahui.
Baca juga: Bagaimana Puasa Nabi Nuh, Ibrahim, dan Daud?
Hati orang-orang yang benar diselimuti kerinduan dan ratapan akibat derita kepergian (Ramadhan). Bagaimana mungkin seorang beriman tidak meneteskan air mata atas kepergiannya ketika dia sendiri tidak mengetahui apakah dirinya akan berjumpa kembali dengan bulan Ramadan (tahun depan)?
Wahai Ramadhan! Berbaik hatilah, air mata para pecintamu mengalir deras. Hati mereka koyak akibat derita kepergianmu. Berharap dengan tetap mengucapkan selamat tinggal padamu akan memadamkan api kerinduan yang terbakar.
Berharap dengan meluangkan waktu bertaubat akan memperbaiki segala yang terkoyak dengan segera. Berharap yang tersingkirkan dari mereka yang puasanya diterima akan digabungkan bersama mereka.
Berharap yang terpenjara dengan dosa-dosanya akan dibebaskan. Berharap yang sepantasnya dimasukkan ke neraka akan diampuni. Berharap kasih sayang Tuhan akan dilimpahkan kepada orang-orang yang berlumuran dosa.”