Home > Risalah

Manusia Bisa Jadi Kera dan Babi, Benarkah?

Allah SWT akan menghancurkan umat bersama gunung, dan bila ada manusia yang tersisa maka akan dijadikan kera dan babi sampai tibanya hari kiamat.
Ilustrasi sekumpulan manusia. (Foto: abc.net.au)
Ilustrasi sekumpulan manusia. (Foto: abc.net.au)

SumatraLink.id -- Penciptaan Allah SWT yang paling sempurna di bumi ini adalah manusia. Dia memberikan manusia akal (pikiran) dan perasaan (nafsu). Sedangkan binatang hanya diberikan nafsu semata. Perbedaan ini menunjukkan derajat manusia lebih tinggi dari binatang. Tapi, praktiknya di dunia ini, derajat manusia lebih rendah dari binantang.

Derajat manusia lebih dari makhluk lain. Itu derajat di dunia, idealnya. Belum lagi derajat di akhirat dan surga lebih fantastis lagi nilainya. Hitungan satu derajat dengan tingkatan derajat lainnya, ukurannya tahunan perjalanan.

Dari Anas bin Malik ra berkata; "Sungguh aku akan mengabarkan kepada kalian dimana kalian akan mendengar dari seorang pun sesudahku nanti. Ketahuilah aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, 'Diantara tanda-tanda hari kiamat adalah berkurangnya ilmu dan merebaknya kejahilan (kebodohan), zina yang dilakukan secara terang-terangan, dan jumlah wanita semakin banyak, sedangkan jumlah lelaki semakin sedikit, sampai-sampai seorang lelaki menanggung 50 orang wanita." (HR. Bukhori No. 81).

Hadist riwayat lain; "Tersebarnya zina." (HR. Tirmidzi No. 2301).

Dari Abu Malik Al-Asy'ari ra, Rasul SAW bersabda; "Akan ada diantara umatku nanti, orang-orang yang menghalalkan zina, sutera, khamr, dan musik. Dan niscaya akan bermukim orang-orang berada di sisi sebuah gunung yang didatangi seorang pengembala yang dikerumuni oleh ternaknya. Saat itu, orang-orang miskin mengerumuninya (untuk mendapatkan apa yang diinginkannya).

Mereka berkata; "Kembalilah besok?" Maka Allah SWT membinasakan mereka bersamaan dengan dimusnahkannya gunung tersebut, sedangkan mereka yang tidak binasa akan diubah oleh Allah menjadi kera dan babi hingga hari kiamat tiba." (HR. Bukhori no. 5990).

Hal tersebut pernah muncul di tengah umat Islam seperti yang terjadi pada sekte Qaramitha. Sekte ini telah menghalalkan yang haram, misalnya melakukan zina bersama-sama. Bahkan zaman sekarang praktik perzinahan dilegalisasi atas nama hukum. Maksudnya, praktik sejenis zina sudah dihalalkan dengan regulasi. Tempat-tempat prostitusi sudah tidak terselubung lagi seperti dulu, baik kelas bawah maupun atas.

Al-Quran Surat Al-Isra (17) ayat 32 menyebutkan; "Dan janganlah kalian mendekati zina. Sesungguhnya zina itu adalah perbuatan yang keji, dan suatu jalan yang buruk."

Mendekatinya saja dilarang, apalagi melakukannya. Di kalangan biasa, praktik mendekati perbuatan keji tersebut sudah merebak. Fasilitas dan medianya di zaman teknologi saat ini, untuk itu sangat terbuka dan mudah. Kita berlindung dari godaan syaitan yang terkutuk.

Ini pertanda, bahwa zina pada akhirnya akan dilakukan manusia secara terang-terangan, tanpa tedeng aling-aling lagi. Bahkan, nanti --mungkin sebagian sudah terjadi-- zina dilakukan di jalanan atau terbuka, tapi orang-orang sekitar tidak mengingkarinya.

Paling-paling, nantinya akan ada yang mengingkari dengan menyeru untuk berbuat hal tersebut tidak di tempat terbuka.

Sehingga pada akhirnya, orang-orang seperti itu, menganggap zina sudah seperti hal biasa, wajar, dan lumrah. Kondisi tersebut yang membuat rusaknya moral manusia dan turunnya derajat manusia seperti binatang, bahkan lebih rendah dan hina lagi dari binatang.

"Seolah-olah, orang melakukan zina, layaknya meminum air yang segera diteguknya ketika dia haus," kata Muhammad Ahmad Al-Mubayyadh, dalam bukunya Ensiklopedi Akhir Zaman (2018).

Syariat Islam yang dibawa Nabi Muhammad SAW, untuk menerapkan lima nilai universal. Yakni, menjaga agama, jiwa, akal, harta, dan keturunan. Lima hal tersebut yang akan mengangkat derajat manusia jauh di atas binatang, baik di dunia maupun di akhirat kelak.

Lima hal tersebut juga yang menjatuhkan derajat manusia jauh di bawah binatang. Bila salah satu saja dari lima nilai universal syariat Islam tersebut pudar, maka kehancuran derajat manusia akan terjadi.

Manusia menempati posisi jauh di bawah derajat binatang, padahal manusia diciptakan dengan sempurna dan mulia dibandingkan malaikat. Tapi kelakuan manusia yang diberi akal dan nafsu tidak disalurkan pada hal yang dipedomani agama, maka kerusakan moral dan akhlak yang terjadi.

Maka, benarlah yang disabdakan Nabi SAW, bahwa Allah akan menghancurkan umat tersebut bersama gunung yang ada, dan bila ada manusia yang tersisa maka akan dijadikan kera dan babi sampai tibanya hari kiamat. Naudzubillah min dzalik.

Mengenai wujud kera, seperti kisah kaum Yahudi yang membangkang kepada Allah seperti dalam Alquran Surat Al-A’raaf ayat 166: “Dan tatkala mereka terus menerus membangkang terhadap yang dilarang mereka mengerjakannya. Kami katakan kepadanya: “Jadilah kamu bertabiat seperti kera yang hina.”

Juga di dalam Alquran Surat Al-Baqarah ayat 65: “Sesungguhnya kamu telah mengetahui siapa orang-orang yang melanggar Peraturan Hari Sabtu (1 ) diantaramu, lalu Kami berfirman kepada mereka: “Jadilah kamu bertabiat hina seperti kera!”

Jadi teringat dengan peran manusia dalam film Sun Go Kong (kera sakti) dan Chu Pat Kai (siluman babi). Sudah terjadikah di zaman ini? Wallahua'lam bishawab. (Mursalin Yasland)

1) Peraturan Hari Sabtu yakni hari beribadat kaum Yahudi (seperti hari Jumat kaum Muslim). Mereka melanggar dengan mengail dan memancing ikan, tatkala hari Sabtu tersebut, padahal dilarang. Hanya hari Sabtu ikan-ikan bermunculan, selain hari itu, ikan tidak muncul.

× Image