Home > Risalah

Setiap Jiwa Menanti "Tamu Misterius"

Semua akan merasakannya, mau tidak mau, dan suka tidak suka.
Tempat pemakaman umum. (Foto: SumatraLink/Mursalin Yasland)
Tempat pemakaman umum. (Foto: SumatraLink/Mursalin Yasland)

SumatraLink.id -- Tak seorang pun dapat lolos darinya: maut. “Tamu misterius” itu lambat laun segera datang bertamu dan menjemput kita untuk pulang ke kampung akhirat. Setiap detik, jam, pekan, bulan dan tahun, ia semakin dekat menjemput kita. “Setiap yang bernyawa akan merasakan kematian,” (QS. Ali Imran:185).

Kematian sudah dekat. Ia datang dan menjemput dengan tiba-tiba. Tak bisa dicepatkan apalagi diakhirkan. Tak ada kata siap, dan tak ada kata: “sebentar.”

Semua akan berlangsung cepat dalam kondisi apa pun. Istilah ulang tahun, tak lain adalah semakin dekatnya kita bertemu dengan Robbnya.

Baca juga: Menjadikan Ta'awwun Solusi Masalah Dunia

Maut menjadi hal yang tidak disukai. Nabi dan Rasul sampai manusia biasa tak menyukainya. Ketidaksukaan tersebut bergantung dengan kadar keimanan dan ketakwaannya masing-masing. Sebab, manusia dinilai hanya ketakwaannya bukan selain itu.

Maut menjadi hal yang misterius. Tapi semua kita akan merasakannya: mau tidak mau, suka dan tidak suka. Allah Subhanahuwata’ala (SWT) menamakannya musibah. Musibah terbesar, kata Umar bin Khotob rodhiyallohuanhu (ra), adalah kematian.

Baca juga: Banyak Masalah? Jangan Melupakan Doa

Kematian diawali sekarat (sakaratul maut). Semua manusia merasakan sakarat tersebut. Bahkan manusia pilihan Allah SWT Nabi Muhammad Sholallohu’alaihi wassalam (SAW) merasakan sakit dan pedihnya sakaratul maut tersebut. Padahal, beliau Rasul SAW orang yang ma’shum (terjaga dari dosa) dan dijamin masuk surga.

× Image